Tafsir Surat al-Baqarah: 34
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ -البقرة/34
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka bersujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan (menolak) dan takabbur (menyombongkan diri) dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir” [Q.s. al-Baqarah (2): 34].
Kalau ada pertanyaan, mengapa Iblis itu sombong dan menolak perintah Allah? Maka jawabannya, di dalam kesombongan itu ada perasaan dirinya lebih baik, lebih besar, lebih mulia dan lebih hebat. Berikut ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan apa yang membikin Iblis itu sombong.
Iblis Merasa Lebih Baik daripada Adam
وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ (11) قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ (12) قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ (13) -الأعراف/11- 13
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: Bersujudlah kamu kepada Adam; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud (11). Allah berfirman: Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu? Menjawab iblis: Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah (12). Allah berfirman: Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina (13)” [Q.s. al-A’raaf (7): 11-13].
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا -الإسراء/61
Artinya: “Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu semua kepada Adam, lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?” [Q.s. al-Israa’ (17) :61].
(اسْجُدُوا) usjuduu: bersujudlah. Sujud adalah meletakkan dahi dan hidung di atas tanah (lantai atau apa pun yang merupakan dataran paling bawah sejajar dengan letak telapak kaki yang menapak). Terkadang sujud juga diartikan sebagai menundukkan kepala tanpa meletakkannya di atas tanah dengan disertai rasa rendah dan tunduk. (اسْجُدُوا لِآَدَمَ) bersujudlah kepada Adam. Sujud di sini adalah sebagai ungkapan pemuliaan dan pengagungan kepada Adam, sementara peribadatan hanya kepada Allah ta’ala. (فَسَجَدُوا) fa sajaduu: maka mereka kemudian bersujud. Para malaikat menaati perintah Allah ta’ala dengan melakukan sujud.
(إِلَّا إِبْلِيسَ) illaa ibliis: kecuali Iblis. Abu Bakr Jabir al-Jazaa’iri dalam “Aysar al-Tafaasiir” menyebutkan bahwa nama Iblis sebelumnya adalah al-Haarits. Ketika dia bersifat sombong dan tidak mau (menolak) untuk taat kepada Allah ta’ala, maka Allah kemudian menjadikannya Iblis, yaitu terputus dari semua kebaikan dan jadilah dia masuk golongan setan. Keterangan ini juga dapat dilihat di dalam “Tafsir Ibn Katsiir”.
(أَبَى) abaa: menentang, menolak dengan sangat atau menolak keras. Dalam al-Qur’an dan Terjemahnya, kata ini diterjemahkan dengan kata “enggan”. Meskipun begitu, kata enggan ini hendaknya dimaknai sebagai menentang, menolak dengan sangat atau menolak keras. Di dalam hadits Shahih, kata abaa (أَبَى) itu disamakan dengan membangkang (وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى), siapa yang membangkang kepada diriku berarti menolak dengan keras (masuk surga). Keterangan ini dapat dilihat dalam hadits berikut:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ حَدَّثَنَا هِلَالُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan, telah menceritakan kepada kami Fulaih, telah menceritakan kepada kami Hilal bin Ali dari ‘Atha bin Yasar dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Setiap umatku masuk surga kecuali yang enggan (menolak keras). Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan (menolak dengan keras)? Nabi menjawab: Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang perintahku berarti dia enggan (menolak masuk surga)” [HR. Bukhari: 6737 dan HR. Ahmad: 8373].
(وَاسْتَكْبَرَ) wastakbara: dan takabbur. Kata ini berarti “dan menyombongkan diri atau merasa dirinya lebih baik, dan lebih besar atau hebat”. Kata ini juga mengandung pengertian dalam tingkat ekstrimnya yaitu menolak kebenaran yang kemudian juga mengandung arti membangkang. Hal ini terlihat dalam ungkapan ayat al-Qur’an yang jelas pengertiannya bahwa kata istakbara (وَاسْتَكْبَرَ) – yastakbiru (يَسْتَكْبِرُ). Menurut Imam al-Tabari, kata tersebut berarti sombong, tidak mau beribadah kepada Allah ta’ala.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ -غافر/60
Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: Berdo’alah (Beribadahlah) kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan (memberi pahala) bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari (tidak mau beribadah kepada-Ku, menolak beribadah kepada-Ku) menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina” [Q.s. al-Mu’min (40): 60].
Penulis : M. Yusron Asrofie
Sumber : http://tuntunanislam.id/
Halaman Selanjutnya:Yang Sombong Tidak Akan Masuk Surga (2) .......