MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Gerakan subuh berjamaah seharusnya menjadi budaya warga Muhammadiyah, karena mengandung banyak manfaat dan faedah di dalamnya. Allah menganugerahkan pahala yang besar pada waktu-waktu subuh.
“Allah mengobral pahala dan rejeki saat waktu-waktu subuh, sehingga umat muslim bisa mendapatkannya,” ungkap Hari Purnomo, koordinator Corps Mubaligh Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta saat ditemui oleh tim redaksi Muhammadiyah.id, Kamis (30/3).
Hari menjelaskan pahala-pahala yang Allah janjikan ketika hambaNya melaksanakan sholat Subuh secara berjamaah. “Kita bisa mendapatkan pahala sholat semalam suntuk jika melaksanakan sholat subuh berjamaah, apalagi bisa melaksanakan sholat fajar, pahalanya lebih baik dari dunia dan seisinya,” terangnya.
Gerakan Subuh berjamaah ini, lanjut Hari, akan menjadi program utama bagi Corps Mubaligh Muhammadiyah Kota Yogyakarta agar dapat dilaksanakan di berbagai daerah. Program ini merupakan rencana tindak lanjut (RTL) dari Pendidikan Mujahid Dakwah Muhammadiyah (PMDM) yang sudah selesai selasa lalu, (28/03).
Gerakan subuh berjamaah ini terinspirasi dari program kerja Pemuda Muhamadiyah Mantrijeron. “Saya sangat terinspirasi dengan Pemuda Muhammadiyah Mantrijeron yang telah memulai gerakan subuh berjamaah dan dilanjutkan dengan kajian, semoga dapat diikuti oleh Pemuda Muhammadiyah di beberapa tempat,” ungkap Hari.
Selain itu salah satu Da’I Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Budi Suwarsono, sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan para Mubaligh Muhammadiyah untuk menyiarkan gerakan subuh berjamaah.
“Warga Muhammadiyah itu harus mau sholat subuh berjamaah, karena itu penting, bagaimana mau maju Islamnya jika tidak mengikuti perintah yang Allah berikan,” Terang Budi.
Gerakan subuh menjadi budaya bagi warga Muhammadiyah. “Saya berharap gerakan subuh berjamaah ini harus menjadi budaya bagi warga Muhammadiyah pada khususnya, dan Umat Islam pada umumnya, karena jika masjid-masjid ramai dengan Jamaah subuh, saya yakin disitulah Islam akan bangkit,” tutur Budi. (adam)
Kontributor: Nur Wahid