MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL – Banyak orang yang kerap salah dalam mengartikan makna jihad. Jihad menurut Zakir Naik yang merupakan penceramah internasional ialah berasal dari kata jahada yang berarti berusaha dan berjuang bersungguh-sungguh untuk memperbaiki masyarakat.
Ditegaskan Zakir Naik bahwa makna jihad yang sesungguhnya bukan berarti perang. "Kata Jihad banyak disalahpahami tak hanya oleh orang Muslim tetapi juga non-Muslim," ujar Zakir Naik saat menjadi pembicara dalam public lectureyang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (3/4).
Kembali dijelaskan Zakir, kata jihad diterjemahkan oleh orientalis sebagai holiwar atau perang. Tetapi perang suci ini digunakan pertama kali oleh orang nasrani pada perang salip.
"Jihad dari kata jahadah, yang artinya berjuang dengan sungguh-sungguh untuk berusaha menjadi agen muslim yang baik. Jihad juga bukan hanya dilakukan oleh muslim saja, jihad bisa dilakukan oleh non muslim asal mereka bisa bersungguh-sungguh dan berjuang untuk menyebarkan perdamaian. Ini menjadi tugas muslim untuk membuang perspektif terkait agama Islam yang masih disalahartikan," ujarnya.
Alquran, menurutnya, telah mengajarkan umat Islam untuk berbuat baik, termasuk pada orangtua. Tetapi kalau ada yang mengajarkan berbuat tidak baik maka itu adalah jihad fisabil syaiton. Namun jihad yang dilakukan untuk kebaikan namanya jihad fisabilillah.
Pasca terjadi penyerangan pada 11 september 2001 yang mengakibatkan umat Islam di Amerika semakin dikucilkan, Islam melekat sebagai agama yang fundamentalis dan jihad. Pemberian citra inilah yang sering diagungkan oleh media Internasional. "Media Internasional sering mengasosiasikan Islam yang fundamentalis. Sementara mereka tidak tahu makna yang sebenarnya dari itu. Mereka juga sering mengartikannya dengan kata ekstremis. Sementara menurut kamus oxford, fundamentalis mengandung arti berpegang teguh kepada ajaran agama, terutama dalam memahami agama Islam. Dilihat dari arti ini, saya bersaksi bahwa saya umat Islam fundamentalis. Anda boleh jadi Islam yang fundamentalis, namun jangan salah arah," tegasnya.
Ia menambahkan, banyak juga yang mengatakan Islam adalah agama yang intoleran. "Betul tetapi intoleran terhadap prostitusi, kejahatan, kemiskinan dan tindakan-tindakan negatif lainnya,” pungkasnya. (adam)