MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA – Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya mengadakan pengajian pada Ahad (23/4) di halaman kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya. Pengajian tersebut diisi oleh Abdul Mu’ti, Serketaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengajian tersebut mengangkat tema “Mengembalikan Spirit Muhammadiyah untuk Membangun Kemaslahatan Umat, Bangsa, dan Negara."
Mu’ti mengatakan bahwa pengajian ini adalah pengjian romantis, karena pengajian ini disampaikan dalam bentuk cerita/kisah untuk mengenang masa lalu yang indah tentang Muhammadiyah.
Mu'ti mengawali ceritanya pada Juni 1920, ketika KH. Ahmad Dahlan mengumpulkan pimpinan, bagian-bagian yang saat ini disebut sebagai majelis-majelis Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kemudian pada Juli 1920, KH. Ahmad Dahlan melantik 4 ketua bagian.
“Empat bagian itu adalah bagian sekolahan yang sekarang ini adalah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah yang diketuai H. Hisyam, bagian tabligh yang diketuai H. Fachrudin, bagian pustaka yang diketuai H. Muchtar, dan yang keempat adalah bagian penolong kesengsaraan umum yang diketuai KH. M. Suja',” ujar Mu’ti.
Mu'ti juga menambahkan bahwa pada tahun 1920, Muhammadiyah sudah bercita-cita untuk mendirikan universitas yang bertujuan untuk membentuk kader-kader umat Islam khususnya kader Muhammadiyah agar bisa menjadi guru yang mengabdi untuk memajukan masyarakat melalui pendidikan.
“Pada kesempatan itu, H. Hisyam menyampaikan cita-citanya yaitu ingin memajukan pendidikan di Muhammadiyah, H. Fachrudin ingin menghidupkan surau dengan pengajian, H. Muchtar ingin menerbitkan majalah dan membuat taman pustaka serta KH. M. Suja ingin mendirikan rumah sakit,” papar Mu’ti.
Menurut Mu’ti, hal tersebut adalah cara Muhammadiyah bergerakdan hadir untuk memberi dan mengamalkan Al-Qur'an dengan cara kreatif. Spirit Muhammadiyah adalah melayani, memberi dan mengamalkan Al-Qur’an dalam bentuk yang konkrit serta menunjukkan keunggulan Al-Qur’an.
"Melalui pengajian ini semoga warga Muhammadiyah tidak kehilangan jati dirinya, tidak kebingungan di tengah hiruk pikuk yang luar biasa dan Muhammadiyah tetap berdakwah dengan cara strategi dan karakternya,” tutupnya. (nisa)
Kontributor : Riska Oktaviana Surabaya.
Berita Daerah