MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Berbagai kegiatan dilaksanakan oleh Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dalam menyambut peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2017 yang jatuh pada Rabu (26/4). Mulai dari apel kesiapsiagaan hingga simulasi penanggulangan bencana yang tersebar dari Barat hingga Timur Indonesia.
Arif Nur Kholis, Sekjend MDMC menerangkan bahwa sosialisasi ini dilakukan sejak jauh hari oleh MDMC ke jaringan Muhammadiyah khususnya MDMC Wilayah dan Daerah serta rumah sakit dan sekolah.
“Alhamdulillah untuk sosialisasi ke sekolah mendapat dukungan penuh dari PP IPM dan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, sehingga dikeluarkan surat edaran untuk melaksanakan simulasi di sekolah atau apel kesiapsiagaan di sekolah. Khusus untuk sekolah target partisipasinya 1 juta orang,” ucap Arif.
Selain sosialisasi juga dilaksanakan simulasi penanggulangan bencana oleh rumah sakit Muhammadiyah di berbagai daerah seperti RS Muhammadiyah Lamongan RS PKU Muhammadiyah Surakarta RSI Muhammadiyah Kendal, RS PKU Muhammadiyah Gombong dan RS PKU Muhammadiyah Bima.
Simulasi serupa juga dilaksanakan di sekolah-sekolah Muhammadiyah, sebut saja Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, SMA Muhammadiyah Imogiri Bantul, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang, SMK Muhammadiyah 4 Sukorejo Kendal, SD Muhammadiyah Bantul Kota, MDMC KAB. Kudus di SMA Muhammadiyah Kudus, SMP Muhammadiyah Kota Bengkulu dan SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu, tidak ketinggalan ikut menggelar simulasi menyambut HKBN 2017.
Menurut Arif, penyelenggaraan peringatan HKBN kali ini hanya MDMC yang bisa memobilisasi kegiatan simulasi di 5 rumah sakit. “Karena di Indonesia hanya MDMC yang secara masif dan terstruktur membina kesiapsiagaan rumah sakit menghadapi bencana, bahkan di Klaten, MDMC mempelopori kegiatan HKBN, membuat apel Kesiapsiagaan dan Simulasi di Sungai, diikuti oleh BPBD dan Komunitas relawan lain,” tuturnya.
Arif berharap dengan momen HKBN ini semua jaringan Muhammadiyah bisa ikut memastikan untuk tidak menyerah terhadap potensi bencana yang ada.
“Ikut dalam HKBN berarti mengoptimalkan salah satu kewajiban kita utk berikhtiar tiada henti mengurangi risiko bencana sebagai konsekuensi hidup di Indonesia yang rawan terjadi bencana,” pungkas Arif. (raipan)
Foto: Ilustrasi