MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Kala negeri ini dihuni oleh para preman politik di pusat-pusat kekuasaan lembaga negara. Kala amanat suci dan mulia dari founding fathers and (mothers) yang tertulis di Mukaddimah Undang-Undang Dasar 1945 dengan spirit liberasi humanisasi dan transendensi sebagai ruh Pancasila menjadi nation values.
Kala tujuan memerdekakan bangsa ini ditetapkan untuk melindungi bangsa dan tanah air serta limpahan rezeki Ilahi yang tak terperi nilainya. Kala 3 Putra Kader dan Leader Muhammadiyah dengan tulus ikhlas cerdas mewakafkan komitmen Islam simbolis mengintegrasi kedalam komitmen nilai kebangsaan demi ukhuwah wathaniyah.
Lalu, yang tampak didepan mata hati kita adalah pemuda dan pejabat yang mencoreng merobek menyayat dan membunuh nation values hanya karena dan demi kepuasan materi sesaat.
“Kala demi pemuasan nafsu rendah untuk memberhalakan tahta, jabatan politik, BUMN, harta terjadi makar terhadap titah fitrah diri mereka dan keluarganya, dan mereka nekad, bringas, brutal, culas dan buas terhadap rakyat,” ungkap Busyro Muqoddas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Selasa (2/5).
Bangsa yang telah berdiri 72 tahun yang lalu ini, menurut Busyro sedang dan akan semakin dikolinisasi oleh sebagian kecil bangsa kita yang sedang memilih "tuhan hedonisme". “Mereka khusyu, taslim dan tawakkal dihadapan perampok penjarah dan penghisap sumber daya alami pemberian Tuhan Ilahi. Mereka tega memainkan tafsir agama otentik dengan kelihaian berhellah terhadap ayat suci Al-Kariem,” ucap Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.
Hari ini genap 85 tahun usia juang Pemuda Muhammadiyah, amanat suci mulia nan berat menjadi misi mulia seluruh pimpinan Pemuda Muhammadiyah dan KOMAMnya untuk merubah situasi negeri para bromocorah menjadi milik bangsa dan rakyat Indonesia.
Busyro berpesan agar Pemuda Muhammadiyah dapat memperkuat aqidah, tauhid dengan tahajud dan puasa sunat serta memperkaya diri dengan kemandirian dan menjauhi laku mengemis kepada penguasa dan pengusaha hitam. (adam)