MUHAMMADIYAH.OR.ID, KUALALUMPUR – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia menggelar silaturahim serta Pengajian Rutin di Rumah Dakwah PCIM Malaysia, Rabu (26/7). Kegiatan ini menghadirkan Pengurus Pusat Pondok Modern Tazzaka, Anang Rikza.
Dalam Kajiannya Anang menyampaikan bahwa saat ini pondok pesantren menjadi tempat yang diminati para siswa untuk melanjutkan sekolah. “Sekarang ini sedang trend sekolah non pesantren yang menggunakan sistem boarding school. Di sekolah umum anak terhadapkan dengan permasalahan jarak. Jarak antara rumah ke sekolah itu menjadi problem. Maka, berdirinya pesantren sebenarnya adalah dalam misi membuat jarak antara rumah dan sekolah menjadi zero,” ujarnya.
Dalam membangun pondok pesantren yang bagus, menurut Anang, tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit maka perlu dicarikan terobosan. Dalam penjelasannya Anang mencontohkan sistem biaya pendidikan di Al-Azhar, Kairo yang menggunakan zakat dan wakaf sehingga mahasiswa belajar disana secara gratis.
“Secara ilmu fiqihnya bahwa zakat itu merupakan rukun Islam sehingga ketika orang tidak melakukannya, padahal syarat ketentuan ada dalam dirinya, maka ia dosa, sehingga mudah untuk menyerukannya. Namun, wakaf ini tidak dosa bagi yang tidak melakuakannya namun bagi yang mengerjakannya akan mendapatkan kemuliaan tinggi di sisi Allah SWT. Jadi, bagi pegiat zakat dan wakaf, kerja marketing wakaf agak lebih berat daripada zakat,” jelasnya.
Anang memaparkan bahwa sektor wakaf itu banyak wakaf aset, wakaf uang, wakaf dengan uang, wakaf manfaat (bisa melalui profesi seperti dokter spesialis, notaris, arsitek bangunan) dan juga wakaf pengalihan hak.
“Semoga semua umat Islam bisa sadar dan memberikan konstribusi langkah konkritnya dalam wakaf. Wallahu a’lam bisshowab,” tutupnya. (syifa)
Sumber: Andi Azhar