MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANGKA BELITUNG - Madrasah Anti Korupsi (MAK) Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah bekerjasama dengan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung menggelar Kuliah Umum dan Publikasi Hasil Survey Anti Korupsi 2017.
Acara yang mengangkat tema Korupsi dan Tata Kelola Sumber Daya Alam (SDA) ini diselenggarakan di Hotel Bumi Asih Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung pada Selasa (22/8) dan dilaksanakan dalam dua sesi panel dari para narasumber yang hadir.
Dalam sesi pertama, dipaparkan hasil survey anti korupsi 2017 oleh aktivis ICW, Tama S. Langkun. Sementar pada sesi dua hadir Wakil Direktur MAK PP Pemuda Muhammadiyah, Ahmad Fanani dan WALHI Bangka Belitung yang mempertajam tema utama terkait elaborasi Tata Kelola SDA dan potensi korupsi.
Dalam kesempatan tersebut Fanani menyampaikan bahwa berkah kekayaan alam yang terkandung di tanah dan air indonesia belum berkontribusi optimal pada kesejahteraan rakyat. Bahkan tak sedikit daerah-daerah kaya SDA yang rakyatnya termiskinkan, terpinggir, dan bahkan terusir dari tanah tempat mereka lahir dan tumbuh.
“Anomali ini terjadi lantaran persekongkolan biadab korporasi hitam dan birokrat korup. Korupsi SDA merupakan kejahatan luar biasa yang merampas sumber-sumber kehidupan asasi rakyat,” ungkap Fanani
Lebih jauh Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Bidang Ekonomi ini mengatakan bahwa pemanfaatan SDA mestinya dikelola untuk mensejahterakan rakyat atas prinsip keadilan sosial yang berwawasan lingkungan dan bervisi ke depan.
“SDA mestinya di persepsi sebagai warisan generasi masa depan bukan semata-mata, tapi ditangan birokrat rakus, SDA diposisikan sebagai alat transaksi politik dan pemuas pundi-pundi pribadi,” tegas Fanani. (raipan)