Kamis, 16 Januari 2025
Home/ Berita/ PPNA Desak Pemerintah Beri Sanksi Diplomatis Kedubes Myanmar di Indonesia Terkait Tragedi Rohingya

PPNA Desak Pemerintah Beri Sanksi Diplomatis Kedubes Myanmar di Indonesia Terkait Tragedi Rohingya

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) sebagai organisasi putri Muhammadiyah yang bergerak pada perempuan dan anak turut merespon situasi yang melanda muslim Rohingya di Myanmar.

Ketua Umum PPNA Diyah Puspitarini menegaskan kejadian yang dialami muslim Rohingya merupakan kejahatan kemanusiaan yang tidak beradab.

“PPNA mengutuk keras atas dasar pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apapun kejadian pembunuhan masal terhadap etnis Rohingya,” tegas Diyah, Jumat (1/9).

Sebagian korban pembunuhan masal ini adalah kaum perempuan dan anak yang tidak berdosa dan tidak bisa ditolerir sama sekali.Diyah mengatakan membunuh 1 orang anak saja sama dengan membunuh generasi apalagi korban anak yang demikian banyak.

Dalam hal ini, PPNA mendesak pemerintah Indonesia segera bertindak secara diplomatis dan kemanusiaan agar tidak semakin banyak korban berjatuhan lagi. “Termasuk untuk segera memberikan sanksi diplomatis terhadap kedutaan besar Myanmar di Indonesia. Dan menyerukan kepada Pemerintah Indonesia untuk menampung dan melindungi pengungsi Rohingya yang mencari tempat perlindungan,” jelas Diyah.

Diyah juga menyerukan kepada pemimpin negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI ataupun di luar itu sesuai konsorsiumnya untuk bersatu membantu pengungsi Rohingya dan korban yang masih ada di Myanmar dan juga secara diplomatis untuk memberikan dukungan sanksi hukum dunia kepada Myanmar.

Terakhir, Diyah mengajak seluruh elemen umat Islam untuk selalu mendoakan muslim Rohingya dan membantu dalam bentuk apapun sebagai bentuk kepedulian sesama Muslim.

“Seruan ini adalah bentuk kepedulian PPNA atas tragedi kemanusiaan di Rohingya dan sebagai bentuk dukungan untuk penghapusan kekerasan dan pelanggaran HAM yang mengakibatkan hilangnya nyawa perempuan-perempuan dan anak-anak,” tutup Diyah. (adam)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *