Jakarta- Sejumlah tokoh-tokoh muslim hadir di halaman gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jl, Menteng Raya No.62, Jakarta Pusat, pada Jum’at malam (02/06/2012). Sarasehan yang digelar dalam suasana santai tersebut selain ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin juga hadir diantaranya wakil ketua MPR RI Hajriyanto Y.Tohari, dan Ahmad Farhan Hamid, mantan ketua MK Jimly Ash-Shiddiqie, mantan ketua MPR RI Amien Rais, mantan wakil ketua MPR RI AM Fatwa, mantan Menpora Mahadi Sinambela, Ketua MUI Amidhan, mantan ketua DPP PAN Soetrisno Bachir, serta mantan ketua PBNU Hasyim Muzadi.
Dalam sarasehan tersebut secara bergiliran para tokoh Muslim tersebut memberikan pandangan dan orasinya mengenai Pancasila yang tidak lepas dari peran salah satu ketua PP Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusuma. Menurut Hajriyanto Y Thohari, kelahiran Pancasila tidak bisa dilepaskan dari jasa Ki Bagus Hadikusuma yang pada waktu itu mengusulkan rumusan pertama Pancasila. Menurut Hajriyanto, dengan besarnya peran Muhammadiyah sebelum kemerdekaan hingga saat ini, pemerintah sudah selayaknya memberikan ruang bagi Muhammadiyah untuk ikut andil dalam pemerintahan. Senada dengan Hajriyanto, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan mengungkapkan kejeniusan dari Ki Bagus Hadi Kusuma dalam merumuskan Pancasila, karena dalam perumusannya sila pertama Pancasila sempat mendapat pertentangan dai Indonesia timur. “Namun setelah dirumuskan jadi Ketuhanan Yang Maha Esa, keberatan itu akhirnya clear. Itulah salah satu kehebatan Ki Bagus Hadikusumo," jelas Amidhan.
Ada hal yang menarik saat AM Fatwa memberikan pandangannya mengenai kelahiran Pancasila, khususnya sila pertama. Menurut politisi PAN ini, teks Ketuahanan Yang Maha Esa oleh Ki Bagus Hadikusumo, merupakan pengejawantahan dari surat Al Ikhlas dalam Qur’an, selain itu Pancasila bukan hanya statement politik saja tetapi merupakan statement teologis dan keimanan. Sementara itu menurut mantan ketua umum PP Muhammadiyah amien Rais, saat ini banyak dari para elite yang sudah keluar dari nilai-nilai Pancasila, “Ibarat rumah di pinggir jalan, pemimpin-pemempin kita lebih mementingkan tampilan luarnya, tanpa peduli isi rumahnya,” sentilnya.
Pada akhir acara dibacakan beberapa puisi oleh para tokoh-tokoh Muslim tersebut. Wakil ketua MPR RI Ahmad Farhan Hamid mislanya membacakan puisi karya Taufiq Ismail berjudul Dengan Puisi Aku, serta Jimly yang juga memberikan kemampuannya dalam membaca puisi berjudul Kita Pemilik Sah Republik ini, yang juga buah karya Taufiq Ismail. Tausyiah dari ketua PBNU Hayim Muzadi menjadi pamungkas acara sarasehan budaya memperingati hari kelahiran Pancasila.