MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANDUNG – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bandung menggelar resepsi Milad Muhammadiyah ke 105 pada Kamis (14/12) di GOR Arcamanik.
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Rizal Fadhillah, Rifi Ali Mubarok Ketua PDM Kota Bandung, serta warga Muhammadiyah se Kota Bandung.
Dalam kesempatan itu, Haedar mengajak seluruh warga Muhammadiyah Kota Bandung untuk membangkitkan spirit berkemajuan. “Salah satu titik penting dalam mewujudkan Muhammadiyah yang berkemajuan yaitu dari jantung kota Bandung,” ungkap Haedar.
Haedar juga menyampaikan, Muhammadiyah memerlukan perjalanan waktu 1 abad untuk sampai pada kemajuan seperti ini. Salah satu contohnya yaitu Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang saat ini berjumlah 174, sepuluh diantaranya telah memiliki Fakultas Kedokteran, dan lima PTM telah memiliki akreditasi A.
“Untuk memiliki PTM yang maju seperti ini perjalanannya panjang, dan hasil keringat sendiri,” ucap Haedar.
Meskipun banyak tantangan dan rintangan, tetapi ketika kita memiliki jiwa untuk menjadi khairu ummah (ummat unggulan), maka Allah SWT akan berpihak pada siapa pun yang bekerja sungguh-sungguh.
Untuk mempertahankan dan mengembangkan apa yang telah didirikan Muhammadiyah saat ini, diperlukan kader-kader yang unggul atau khairu ummah. Haedar menyebutkan tiga ciri-ciri kader yang dapat menjadi khairu ummah, pertama, kader Muhammadiyah harus memiliki niat, dan memiliki virus untuk berubah dan maju.
“Tetapi kalau di dalam diri kader Muhammadiyah memiliki mental pesimis, tidak punya spirit untuk maju dan berubah, maka tidak akan sukses. Namun, jika di dalam diri kita ada niat takdir untuk berubah, maka semuanya inshaallah akan berubah,” ungkap Haedar.
Kedua, syarat untuk menjadi khairu ummah, kader Muhammadiyah harus memiliki alam pemikiran untuk maju dengan menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), terlepas basis iman.
“IPTEK adalah kunci peradaban, dan Muhammadiyah selalu konsen untuk membangun itu, maka jadilah kader Muhammadiyah yang menguasai IPTEK,” jelas Haedar.
Ketiga, jadilah ummat yang tengahan, yang tidak ekstrim baik kanan maupun kiri, namun pada saat yang sama berperan memajukan ummat, bangsa, dan negara.
“Persaksikan bahwa jiwa kita, kepribadian kita, karakter akhlak kita, pemikiran, dan karya amal usaha kita adalah yang terbaik yang dirasakan oleh ummat dan bangsa, bila perlu tanpa membeda-bedakan suku, agama, golongan, maupun ras, karena kita ingin menghadirkan Muhammadiyah yang rahmatan lil alamin,” pungkas Haedar.
Acara yang dihadiri 3.000 warga Muhammadiyah kota Bandung ini sekaligus penutupan serangkaian acara resepsi milad Muhammadiyah kota Bandung, yang teridiri dari beragam perlombaan yang diadakan, baik ditingkat lembaga pendidikan, maupun tingkat cabang dan ranting Muhammadiyah se kota Bandung. (adam)