MUHAMMADIYAH. OR. ID, JAKARTA- Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang terdiri dari Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan juga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengunjungi gedung Mahkamah Konstitusi (MK) guna menyampaikan ‘surat cinta’ kepada Ketua MK, Arief Hidayat pada Jum’at (26/01). Sesuai prosedur, surat tersebut diterima oleh bagian administrasi untuk diteruskan kepada Arief Hidayat.
Mewakili AMM, Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Virgo Sulianto Guhardi menyampaikan bahwa misi AMM dalam surat itu adalah mendesak Arief Hidayat untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi karena dianggap telah melakukan pelanggaran etika yang cukup serius. Menurut Arief secara simbolik surat tersebut adalah bentuk pernyataan rasa sayang dan kepedulian terhadap MK.
Arief tercatat telah melanggar kode etik profesional sebagai hakim MK sebanyak dua kali. Pelanggaran pertama dilakukan olehnya pada tahun 2015. Saat itu Arief memberikan nota permohonan kepada Jaksa Agung Muda Pengawasan Widyo Pramono guna meminta agar Widyo memberi perlakuan khusus kepada keluarganya yang menjabat sebagai seorang jaksa di Trenggalek.
Pelanggaran kedua, Arief terbukti menghadiri pertemuan dengan sejumlah anggota DPR di Jakarta dengan dugaan melobi dewan agar bisa maju sebagai calon tunggal hakim konstitusi. Meski kasus terakhir dugaan tersebut tidak terbukti. Kedua pelanggaran tersebut menghasilkan teguran lisan dari Dewan Etik MK kepada Arief Hidayat.
"Surat Cinta" yang dikirimkan AMM memuat tiga hal pokok.
Pertama, AMM mengingatkan kepada MK terutama Ketua MK Arief Hidayat, bahwa MK adalah pelaku kekuasaan kehakiman sehingga harus dijaga martabatnya dan marwahnya agar tetap berkeadilan dalam melaksanakan fungsi dan wewenangnya sesuai UUD 1945.
Kedua, MK adalah ruang publik bagi setiap warga negara atau badan hukum untuk memperjuangkan hak-hak konstitusionalnya. Sehingga AMM menganggap surat ini adalah bagian dari jihad konstitusi untuk memastikan MK terhindar dari orang-orang yang nir etika.
Ketiga, AMM menganggap bahwa pelanggaran etika yang dilakukan Arief Hidayat selaku ketua MK, sebanyak dua kali, bukan lagi sebuah pelanggaran ringan tetapi sudah melecehkan nilai-nilai integritas dan mencemarkan martabat jabatan hakim dan institusi MK.
Virgo yang juga menjabat sebagai Direktur Madrasah Anti Korupsi menilai Arief pantas mundur karena telah mencederai marwah, integritas dan martabat kelembagaan Mahkamah Konstitusi.
“Kami tahu pelanggaran etik tidak mempunyai kekuatan hukum. Tapi kita tahu di atas hukum ada etika. Tentu kita tidak ingin ini lebih jauh lagi. Saya pikir siapa saja. Ini soal integritas. Soal rasa malu. Kesadaran pribadi apakah masih layak menjadi pejabat negara. Daripada dengan integritas yang sudah diragukan dan justru akan berakibat pada kepercayaan publik lebih baik mundur saja,” imbuhnya. (afandi)