Minggu, 19 Mei 2024
Home/ Berita/ Diskusi Berseri VI MAK, Rektor UMT: Kader Muhammadiyah Harus Ambil Peran Strategis

Diskusi Berseri VI MAK, Rektor UMT: Kader Muhammadiyah Harus Ambil Peran Strategis

TANGERANG, MUHAMMADIYAH.OR.ID – Diskusi Berseri VI Madrasah Anti Korupsi kelas Universitas Muhammadiyah Tangerang angkatan ke-3 (MAK UMT) mengangkat tema "Outlook Politik di Tahun 2018"

Para Narasumber diskusi dihadiri oleh berbagai macam kalangan, baik Pengamat Politik, Penyelenggara Pemilu, Politisi Parpol, dan Aktivis Banten Bersih.

Bagian awal pembukaan, Rektor UMT Achmad Badawi dalam sambutannya menjelaskan bahwa gambaran politik di tahun 2018 tentu sangat dinamis, karena ada kaitan yang kuat untuk menjelang tahun politik di 2019 nantinya.

"Para kader Muhammadiyah perlu mengambil peran yang strategis, untuk bermain politik dengan cara-cara yang elegan, dinamis dan manis", imbuh Badawi, Senin (29/1)

Donny I. Hasibuan sebagai kepala Madrasah Antikorupsi UMT memandu jalannya diskusi menjelaskan bahwa tujuan diskusi untuk memberikan pandangan yang holistik-integralistik melalui mimbar diskusi berseri kali ini.

"MAK UMT telah memberikan wadah untuk kita berdialog dan berdiskusi, tukar tambah perspektif, sehingga kita dapat memahami situasi dan gejala politik yang sedang berlangsung saat ini", ujar Donny

Pada kesempatan yang sama Endang Sulastri, pengamat politik senior dan juga sebagai Timsel Bawaslu, KPU Banten mengingatkan bahwa Outlook Politik tahun 2018 harus mendasarkan pada evaluasi parpol pada masa sebelumnya.

Endang menyampaikan juga bahwa kita perlu mengevaluasi jalannya kerja kerja Parpol, baik sistem rekrutmen, kaderisasi hingga sistem pelaporan keuangan yang ada di Parpol.

"Hal ini menjadi penting mengingat tahun 2018 merupakan tahun "pemanasan" bagi seluruh Parpol dalam menyiapkan strateginya menjelang Pilpres dan Pileg di tahun 2019", imbuh Endang.

Direktur Eksekutif PERULDEM Titi Anggraini juga menjelaskan bahwa 2018 disebut sebagai uji mesin parpol, lancar dan lambatnya kinerja Parpol sangat memberikan dampak pada kondisi Politik di 2019.

"Merawat Nalar sangat diperlukan, agar para pemilih menjadi pemilih yang berdaulat", Titi memaparkannya.

"Kondisi Anomali Politik sedang berlangsung, dan ini  resistensi eksistensi  Parpol khususnya di 12 titik yang ada di Pilkada serentak tahun 2018", tambah Titi.

Menurut Gufroni, Koordinator Banten Bersih bahwa adanya Paslon tunggal di Banten adalah sebuah tanda matinya demokrasi.

"Keprihatinnya bertambah ketika ia menjelaskan bahwa tiga dari empat daerah yang ada, maka Banten menyumbang angka terbesar untuk Paslon Tunggal di Pilkada Serentak 2018".

"Mahar politik adalah pemicu utama lahirnya para paslon tunggal di Pemilu Banten", tambah Kandidat Doktoral tersebut.

Terkait adanya calon tunggal di kota Tangerang, Ketua DPD PAN Kota Tangerang Kholid Marhaban, menjelaskan bahwa mekanisme partai di tubuhnya, telah berjalan sebagaimana fungsinya, baik di sistem rekrutmen, kaderisasi hingga masuk pada bursa pencalonan Paslon di Kota Tangerang

Dia kembali menegaskan bahwa di partainya hingga saat ini belum ada satu persenpun dana yang diterima dari paslon tunggal yang ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *