MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohammad Nasir mengungkapkan pada pertengahan 2018 ini diperkirakan 5-10 kampus asing sudah akan beroperasi di Indonesia melalui kemitraan dengan kampus lokal.

Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah Edy Suandi Hamid turut memberikan tanggapan terkait beroperasinya perguruan tinggi asing di Indonesia.

Edy mengungkapkan bahwa ide beroperasinya perguruan tinggi asing ini sebenarnya sudah sejak lama, namun hingga saat ini belum ada aturan detailnya.

“Sistem beroperasinya perguruan tinggi asing harus diatur dengan rambu-rambu yang jelas, dan harus ada kriteria perguruan tinggi asing seperti apa yang boleh masuk ke Indonesia,” ujar Edy, ketika dihubungi pada Kamis (1/2).

Edy juga menyampaikan, misi masuknya perguruan tinggi asing diharapkan dapat mendorong perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Indonesia untuk semakin meningkatkan kualitasnya.

“Harus ada persaingan yang sehat, sehingga perguruan tinggi yang ada di Indonesia semakin tertantang,” tegas Edy.

Ketika ditanya mengenai kesiapan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dalam menghadapi persaingan tersebut, Edy mengatakan, sudah sejak lama PTM berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri, baik dalam bidang penelitian, maupun pertukaran mahasiswa.

“PTM harus siap menghadapi persaingan itu, jadi secara berkelanjutan harus melakukan penguatan dan meningkagkan kualitasnya,” pungkas Edy. (adam)