MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA –Tahun 2018 dan 2019 disebut sebagai tahun politik. Istilah ini banyak digunakan oleh para tokoh dan media terkait dengan hajatan demokrasi di negeri ini. Tercatat ada 171 penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada tahun 2018 di Seluruh Indonesia. Hal yang sama akan terjadi pada tahun 2019, seiring penyelenggaraan Pemilihan Anggota Legislatif dan Presiden.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti, berpesan kepada seluruh Warga Muhammadiyah agar menjadi pemilih yang cerdas dan berkeadaban.

“Yang pertama, warga Muhammadiyah harus menjadi pemilih yang cerdas dan berkeadaban,” ujar Mu’ti saat diwawancarai redaksi Muhammadiyah.id dalam Acara Dialog Ideopolitor Gelombang 1 PP Muhammadiyah, Sabtu (28/4).

Mu’ti menjelaskan, pemilih yang cerdas itu artinya pemilih yang mengerti program calonnya, menilai kualitas calonnya, dan menilai proses-proses politik yang berakhlakhul karimah.

“Jadi kampanye diikuti, program diamati, tapi soal memilih, tentukan dengan pilihan-pilihan ideal,” jelasnya.

Kemudian yang kedua, menurut Mu’ti, pemilih harus menyadari bahwa dalam memilih dan mendukung calonnya harus ada rasa menghargai satu sama lain.

“Tentu kita sadar ini adalah perhelatan bangsa milik semuanya, sehingga kita semua harus saling menghormati diantara warga negara yang mungkin berbeda pilihan dengan kita,” kata Mu’ti.

Diakhir Mu’ti mengingatkan, pemilu ini bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk  memilih pemimpin yang terbaik.

“Oleh karena itu, maka hendaknya tetap kita jaga persatuan dan kerukunan sehingga pemilu dapat berjalan dengan tertib, aman, dengan lancar, serta berkualitas dalam menghasilkan pemimpin yang terbaik untuk memajukan masyarakat dan memajukan bangsa,” tutup Mu’ti. (Syifa)