Surakarta- Baru saja selesai mengerjakan hibah dari Australian Agency for International Development (AusAID), Pusat Studi Penelitian dan Pengembangan Manajemen dan Bisnis (PPMB) Fakultas Ekonomi (FE) UMS kembali menandatangani kontrak hibah riset dengan United States Agency for International Development (USAID).
Ketua Pusat Studi PPMB, Anton menjelaskan, kontrak baru tersebut ditandatangani pada Kamis (21/6/12) lalu. Kontrak ini berlaku untuk 6 bulan mulai bulan Juni dan berakhir pada bulan Desember 2012. “Iya benar kami mendapat kontrak baru dari USAID,” terangnya.
AusAID tertarik dengan tema PPMB FE UMS karena termasuk unik dan jarang ada yang meneliti. PPMB meneliti tentang pengembangan manajemen resiko bencana bagi UMKM. Penelitian tersebut dianggap mampu menjadi entry point untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi adalah kerjasama tim peneliti PPMB yang kompak dengan penugasan masing-masing.
Selanjutnya, kerja sama penelitian PPMB dengan USAID juga mengangkat tema yang menarik, yaitu masalah Pengukuran Daya Saing UMKM di Indonesia. Dalam penelitian ini, PPMB merencanakan untuk mengembangkan model daya saing UMKM berdasarkan survei di klaster UMKM di Mojokerto, Jatim, Sukoharjo, Jateng dan Bantul, DIY.
AusAID adalah lembaga bergengsi dari Australia yang banyak memberikan hibah penelitian dan studi lanjut dari pemerintah Australia pada rakyat Indonesia. Salah satu unsur AusAID adalah AIFDR (Australia Indonesia Facilities For Disaster Reduction). AIFDR ini adalah sebuah lembaga yang didanai oleh pemerintah Australia untuk memberikan asistensi pada pemerintah Indonesia dalam hal ini BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk menyusun strategi mitigasi bencana di Indonesia.
“Dalam prosesnya PPMB mengajukan proposal dan diterima oleh AIFDR dan akhirnya kami bermitra,” tutur Anton. Bentuk kerjasama dari Pusat Studi Penelitian Pengembangan Manajemen dan Bisnis (PPMB) FE UMS dengan AIFDR-AusAID adalah mereka membiayai riset tentang manajemen resiko bencana bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang dilakukan PPMB dengan kontrak hibah dari Juni 2011 sampai dengan Juni 2012.
Anton berharap kerjasama seperti AusAID dan USAID bisa bermanfaat untuk PPMB pada khususnya dan UMS pada umumnya. Secara khusus dengan dua hibah ini nama PPMB FE UMS sudah tercatat sebagai mitra lembaga tersebut. Hal ini tentu bermanfaat bagi UMS yang sedang berupaya menjadi Internationally Recognized University. Menurut Anton, kerjasama penelitian ini setidaknya memberi tiga manfaat.
- Dampaknya bagi akreditasi Prodi Manajemen UMS, sebagai lembaga tempat PPMB bernaung jelas meningkatkan kemungkinan mendapatkan nilai akreditasi yang lebih baik.
- Publikasi internasional melalui jurnal ilmiah bisa mengalami peningkatan karena salah satu output hibah ini adalah pemuatan artikel publikasi pada jurnal ilmiah internasional.
- Membuka potensi mencari pembiayaan riset dari sumber-sumber eksternal non Dikti. Selama ini, UMS masih menggantungkan sebagian besar riset dari dana Dikti yang jumlahnya terbatas, padahal ada banyak lembaga donor internasional yang sebenarnya bersedia memberikan hibah riset yang lebih bergengsi. Dosen dan peneliti UMS saat ini saya kira mempunyai kualifikasi yang cukup untuk memperebutkan hibah tersebut. (RN/ID)