Kamis, 16 Januari 2025
Home/ Berita/ Strategi Kebudayaan Muhammadiyah

Strategi Kebudayaan Muhammadiyah

A. Potensi Manusia untuk Mengembangkan Budaya

1. Ruhani, yaitu yang ditiupkan langsung dari ruh Allah. Dengan ruhani ini manusia langsung dapat mengenali Allah.

2. Hati Nurani (qalb) selalu mendapat sinyal langsung dari Allah untuk berbuat baik kepada sesama. Dengan nurani (qalb) dapat melahirkan akhlak mulia.

3. Akal atau rasio, sesuatu yang sangat penting dalam upaya manusia mengelola bumi sebagai khalifah (wakil) Allah di bumi.

4. Emosi, imajinasi atau perasaan, yang mampu mengembangkan rasa indah dalam bentuk seni, sebagaimana Allah juga menciptakan alam dan seisinya dengan sangat indah. Dengan modal emosi, imajinasi dan perasaan inilah manusia mampu menikmati keindahan ciptaan Allah.

Disamping 4 potensi itu Al-quran juga menyebutkan  adanya nafsu pada diri manusia, yang mampu  menimbulkan keinginan-keinginan. Nafsu ini berada pada tataran terendah, karena berpotensi untuk mengajak kepada keburukan, yang disebut nafsu amarah sebagaimana disebutkan dalam QS Yusuf (12) ayat 53.

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS Yusuf (12) ayat 53)

Dalam Al-quran disebutkan bahwa nafsu itu ada juga yang merupakan an-nafs al-mutmainnah, yang mengajak kepada kebaikan seperti disebutkan dalam Qs Al Fajr ayat 27-30

B. Empat Ciri Strategi Kebudayaan Muhammadiyah

1. Setiap warga Muhammadiyah baik dalam menciptakan maupun menikmati seni budaya, selain dapat menimbulkan perasaan halus dan keindahan, juga menjadikan seni dan budaya sebagai sarana, sebagai media atau sarana dakwah untuk membangun kehidupan yang berkeadaban.

2. Menghidupkan sastra Islam sebagai bagian dari strategi membangun peradaban dan kebudayaan manusia.

Berdasarkan pandangan strategi kebudayaan Muhammadiyah terhadap seni dan kebudayaan tersebut, maka dalam Halaqah tarjih di solo, 2-4 November 2001, dirumuskan strategi seni dan kebudayaan Muhammadiyah sebagai berikut:

1. Strategi kebudayaan koeksistensi, yakni lebih mendalami wawasan seni tradisi dengan pendekatan bayani, burhani, dan irfani serta menghargai seni-seni tradisi yang berkembang di masyarakat, sepanjang sejalan dengan rambu-rambu (persyaratan) diatas dan,

2. Strategi kebudayaan proeksistensi, yaitu empati terhadap perkembangan seni tradisi serta membuka ruang publik untuk mengembangkan seni tradisi Islami seperti penyelenggaraan festival-festival budaya, halaqah budaya dan sebagainya.

Sumber: Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah Jilid 3 Halaman 173

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *