Yogyakarta – Pimpinan Pusat Muhamadiyah melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat setelah kemarin lusa Selasa (17/7) telah mengadakan Workshop tentang undang-undang bantuan hukum bagi wong cilik, Kemudian Rabu (18/7) kembali mengadakan diskusi publik tentang “Jihad Menegakkan Kedaulatan Pangan” di Gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Cik Ditiro. Menghadirkan sejumlah pembicara di antaranya, Prof. Dr. Ali Agus, DEA. sebagai konsultan MPM PP Muhammadiyah , Habib Chirzin Pengamat Internasional, Prof. Soesamto mantan Dekan Fakultas Pertanian UGM.
Habib Chirzin dalam makalahnya yang berjudul “Jihad Kedaulatan Pangan Berbasis Hak Gerakan Pemberdayaan Masyarakat” menyampaikan pelaksanaan jihad kedaulatan pangan dan pemberdayaan masyarakat ada beberapa saran yakni penguatan dan pengembangan pertanian dan perdagangan lokal, peningkatan keanekaragaman benih tanaman pangan lokal. Penghentian dominasi korporasi asing sector pertanian dan penghentian ketergantungan pada pangan impor. Penghentian perdagangan bebas komoditi pertanian, perlindungan dan pemenuhan hak petani atas akses terhadap sumber-sumber agrarian, benih, pupuk, tekhnologi model dan harga produksi pertanian. Pergiat advokasi kebijakan Negara tentang kedaulatan pangan dan hak petani. Pengefektifan jejaring kerja antara petani, kelompok tani, LSM, perguruan tinggi, dll. Pemberdayaan kelompok perempuan dan pemuda dalam jihad kedaulatan pangan. Terakhir pelaksanaan jihad kedaulatan pangan sebagai gerakan berjamaah.
Selanjutnya, Prof. Dr. Ali Agus, DEA menjelaskan Muhammadiyah harus memelopori gerakan ini dalam pertahanan kedaulatan pangan, dengan 3 arena Jihad. “Tiga arena jihad kedaulatan pangan adalah 1. Politik, 2. On Farm dan 3. Off Farm. Kesejahteraan petani harus ditingkatkan, ini menjadi peran jihad Muhammadiyah ke depan” tegasnya.
Pemakalah terakhir, yakni Prof. Susamto Somowiyarjo mejelaskan bahwa Allah SwT telah menciptakan 800.000 spesies tumbuhan, 3000 spesies yang dapat dimakan dan 12 spesies yang secara nyata baru digunakan dan dikonsumsi. Itu berarti masih banyak sekali spesies tumbuhan yang belum kita gunakan, dan perlu penelitian lebih lanjut dalam turut serta dalam Jihad kedaulatan serta memberdayakan masyarakat.
Diskusi publik ini bertujuan merumuskan kerangka paradigmatik dan praksis jihad kedaulatan pangan serta merumuskan dimensi (arena) jihad kedaulatan pangan dan peneguhan visi kedaulatan pangan. Hadir dalam diskusi publik sebanyak 40 peserta dari aktivis persyarikatan, mahasiswa, aktivis muda lintas agama, dan masyarakat umum. (dzar)