MUHAMMADIYAH.OR.ID, TOKYO – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yunahar Ilyas bersama Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto dalam lawatannya ke Jepang salah satunya yakni menghadiri kajian subuh di Masjid Indonesia Tokyo pada Ahad (22/7).
Dalam tausyiahnya, Agung menyampaikan wasatiyatul Islam terkait penerapannya dalam kehidupan berbangsa, khususnya peran Muhammadiyah.
“Muhammadiyah senantiasa menunjukkan sifat Islam yang ramah, toleran, progresif, inklusif dan berkemajuan,” tutur Agung.
Agung mencontohkan pendidikan Muhammadiyah di Indonesia Timur, banyak sekolah dan Universitas yang terbuka bagi semua warga Indonesia termasuk yang memeluk agama nasrani.
“Muhammadiyah menampilkan wajah yang inklusif dan toleran utuk bersama-sama membangun bangsa,” jelas Agung.
Sementara Yunahar dalam tausyiahnya menyampaikan bahwa ada tujuh aspek dari wasatiyatul islam, pertama, tawassuth. Yakni posisi lurus di tengah tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri.
“Sesuai tuntunan sunah dan hadist. Islam tidak mengajarkan berlebihan (ghulluw) dalam beragama. Rasulullah adalah sebaik-baik contoh,” papar Yunahar.
Kedua, Itidâl, adil dan proporsional. Ketiga, tasâmuh atau bersifat toleran.
“Keempat, syûrâ, yakni menjunjung tinggi musyawarah, kelima, Ishlâh, senantiasa konstruktif untuk kebaikan bersama, keenam, qudwah, yaitu menjadi teladan, merintis dan memimpin menuju kesejahteraan manusia, dan terkahir muwâthanah,” papar Yunahar.