Malang- Sepuluh mahasiswa asal Singapura pekan lalu mulai mengikuti kuliah di Program Magister Agama Islam Program Pascasarjana UMM. “Selama berada di Malang mereka memperoleh kuliah semester pertama yang akan dilanjutkan dengan perkuliahan di Singapura dimana dosen UMM akan datang ke sana,” kata Kaprodi Magister Agama Islam, Prof. Dr. Tobroni.
Kepada sepuluh mahasiswa, Muhadjir menyampaikan terima kasih atas kepercayaannya pada UMM. Dia berharap, tak hanya program S2 saja yang diminati tetapi juga bisa S1 dan S3. “Apalagi ijasah UMM sudah diakui di Singapura, tentu kami akan menjaga reputasi itu. Jika ada syarat tambahan yang harus dipenuhi kami siap melayani dan melengkapinya,” kata rektor.
Lebih lanjut, rektor berharap hubungan antara UMM dengan Al-Hira Educational and Social Services yang mengirimkan mahasiswa asal SIngapura itu akan lebih terjalin baik. Demikian juga, dakwah UMM tak hanya terbatas pada warga Indonesia saja tetapi juga bisa diteruskan oleh warga Singapura melalui program ini.
Seperti diberitakan terdahulu, sepuluh mahasiswa Singapura itu adalah Abdurahman bin Mohd Don, M. Amin bin Kadir, Jenab Nurlela, Mohd Ghazali bin Mohd Said, Muhd Syanim bin Mohd Sidek, Muji bin Mochri, Nekmah binti Batri, Rasman bin Saridin, Syaifudin Amien dan Mohd Yusuf bin Saad. Di antara nama-nama itu, Rasman bin Saridin adalah alumni jurusan Tarbiyah FAI UMM. Dialah direktur Al-Hira Educational and Social Services yang ikut mempromosikan UMM kepada warga Singapura.
Tobroni optimis ke depan akan banyak lagi mahasiswa asal Singapura bahkan Brunei yang akan studi di UMM. Hal ini karena sudah dikenalnya UMM di mata mahasiswa di kedua negara itu dan mulai bergesernya perhatian dari universitas Malaysia ke Indonesia. “Saya yakin itu. Saya sudah dikontak oleh beberapa teman yang meyakinkan akan hal itu, tinggal nunggu waktu saja,” kata Tobroni yakin.
Di sisi internal, Tobroni meyakinkan bahwa pelayanan Magister Agama Islam sangat serius dalam hal akademik dan pembimbingan tesis. Pihaknya tidak mau mahasiswa dibiarkan tidak mengerjakan tesis hanya karena kurang menguasai ilmunya, apalagi lulusnya sampai makan waktu berlarut-larut. “Kami jamin, jika mahasiswa mengikutinya dengan baik, lepas dari semester tiga sudah bisa selesai tesisnya,” pungkasnya.(www.umm.ac.id)