MUHAMMADIYAH.OR.ID, PALU - Muhammadiyah Disaster Managemant Center (MDMC) mendirikan Pos Koordinasi (Poskor) Bencana Palu, Sulawesi Tengah di Kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu untuk melakukan tanggap darurat pasca bencana gempa tsunami.
Untuk sampai di Poskor tim Relawan harus melalui berbagai tantangan medan yang berat. Hal tersebut disampaikan oleh Arif Rahman Relawan Muhammadiyah. Pihaknya mulai hari Selasa (2/10) telah mengirim bantuan logistik dari Muhammadiyah Pare-pare menggunakan Kapal Laut KM Bukit Siguntang.
Sedangkan perjalanan menuju Poskor, tim Relawan berangkat dari pelabuhan Pantoloan menggunakan satu unit mobil ambulance. Alasan menggunakan Mobil Ambulance tidak lain karena kesulitan mencari alat transportasi lainnya. “Akhirnya kami putuskan untuk tetap berangkat untuk menjemput tim relawan dan logistik dari Muhammadiyah Pare-pare menggunakan satu unit ambulance mobil yang bisa kami gunakan,” pungkasnya.
Setelah sampai di Pelabuhan Pantoloan, Arif kemudian melakukan koordinasi dengan tim Relawan dan Tim LazisMu Pare-pare terkait penggunaan alat transportasi alternatif untuk mengangkut logistik. Hasil koordinasi tersebut memutuskan untuk menitipkan logistik selama satu malam kepada pihak pelabuhan, namun karena terhalang perizinan, Tim Relawan Muhammadiyah akhirnya dapat menitipkan bantuan logistik tersebut kepada Brimob yang berjaga di area KM tim kemudian meminta bantuan kepada Brimob yang menjaga logistik dari berbagai lembaga penyalur kebutuhan penyintas.
“Alhamdulillah akhirnya ada solusi, kami berhasil negosiasi dengan pihak Brimob dari Makassar yang ditugaskan di Palu untuk membantu mengangkut logistik Muhammadiyah,” ungkapnya.
Bantuan Logistik kemudian dimasukkan ke dalam mobil ambulance dan dua truk Brimob. Pengawalan dengan anggota Brimob di tambahkan oleh Arif sebagai upaya untuk mengurangi risiko penjarahan dan pemalakan bantuan logistik yang terjadi pada siang harinya.
“Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan karena truk lazismu yang tiba di Poskor MDMC Palu tadi siang sepanjang jalan menerima aksi penjarahan dan pemalakan sehingga sebagian bantuan habis d jalan dan apabila tidak diberi uang maka orang-orang di jalan akan merusak mobil,” ungkapnya.
Sementara Komandan Brimob yang mengawal tim Relawan Muhammadiyah menyatakan telah menerima perintah untuk melakukan tindakan tegas terhadap orang-orang yang melakukan penjarahan bantuan.
“Harapannya dengan dikirimkan Relawan Muhammadiyah dan ribuan pasukan Brimob dan TNI dapat membantu menormalkan situasi kota Palu agar kerja relawan dan bantuan yang masuk kepada korban dapat dimaksimalkan,” tutupnya.
Sumber: MDMC Indonesia-LazisMu