Jakarta – Menghadapi masyarakat menengah, maka Muhammadiyah harus melaksanakan pelatihan-pelatihan para mubalighnya. “Hal ini penting sebab masyarakat menengah itu pinter-pinter, kalau mubaligh Muhammadiyah tidak pintar, maka percuma,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dr. Saleh Saulay dalam Pengkajian Ramadhan PP Muhammadiyah kantor Jakarta di Aula RSIJ Cempaka Putih, Senin (30/7).

Logikanya menurut Saleh, mubaligh itu harus lebih cerdas dari masyarakat menengah yang akan menjadi objek dakwahnya. Sehingga menurutnya, mubaligh Muhammadiyah jangan hanya membaca dan mengkaji kitab-kitab kuning, tetapi juga kitab-kitab putih. “Kita harus memahami dan mendalami kondisi kekinian, termasuk kondisi masyarakat barat, sebab orang lain wawasannya sangat luas,” ujarnya.

Maka Angkatan Muda Muhamamdiyah (AMM), dituntut untuk melakukan pembinaan ke dalam. Bagaimanapun menurut Saleh AMM harus melakukan pengkaderan-pengkaderan dengan baik. Selain itu menurutnya, AMM harus lebih banyak bergaul, agar informasi dan wawasannya lebih luas. Ketika kita butuh informasi dan relasi maka hal itu sangat membantu dengan dakwah Muhammadiyah.

Namun, di samping itu, diperlukan sebuah monitoring atas aktivitas pengkaderan atau pelatihan da’I di Muhammadiyah. Monitoring ini bisa dilakukan oleh siapapun agar apa yang dilakukan dengan tujuan pengkaderan mubaligh ini bisa berjalan dengan baik.

Selain itu, penting juga bagi AMM adalah leadership. Maksudnya menurut Saleh, agar para AMM ini bisa menjadi pemimpin di komunitasnya. Dengan menjadi pemimpin, maka diharapkan  para kader AMM dapat mengajak orang lain untuk berbuat baik.

Yang tidak kalah pentingnya menurut Saleh, dalam membangun gerakan dakwah adalah berkomitmen untuk berdakwah. Komitmen sangat penting dalam gerakan dakwah, sebab nantinya para kader AMM akan tetap komit untuk senantiasa berdakwah kapanpun, di manapun, dan dengan cara apapun.

Reporter : Roni Tabroni