Minggu, 19 Mei 2024
Home/ Berita/ Potensi Baitut Tamwil Muhammadiyah Majukan Koperasi Syariah Indonesia

Potensi Baitut Tamwil Muhammadiyah Majukan Koperasi Syariah Indonesia

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Program Gerakan Microfinance Muhammadiyah (GMM) yang dimotori oleh Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) yang diluncurkan pada Selasa (30/10) di Gedung SMESCO Indonesia mendapat dukungan penuh dari Kementerian Koperasi dan UKM.

Disampaikan oleh Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Setyowati dalam kata sambutannya mengatakan, GMM yang dilakukan oleh Induk BTM ini sudah sesuai dengan program dan kepentingan pemerintah dalam mengembangkan koperasi dan UKM.

“Melalui GMM ini, BTM yang merupakan institusi lembaga keuangan mikro di bawah Muhammadiyah, mampu membantu mendirikan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) di berbagai daerah. Mengingat salah satu misi GMM adalah mendirikan satu PDM atau daerah dengan satu BTM atau koperasi syariah. Jelas melihat gerakan ini sangat membantu dalam mengembangkan koperasi syariah di tanah air,” tutur Yuana.

Terkait dengan konsep arsitektur keuangan mikro yang dimiliki oleh BTM, Deputi Pembiayaan Kemenkop UKM mengapresiasinya, dimana dalam arsitektur BTM terdiri dari Induk BTM, Pusat BTM sebagai sekunden dan BTM Primer sebagai pelayanan. Menurutnya, konsep dari koperasi yang demikian bisa menjadi percontohan nasional dalam berbagai macam aspek. Dia berharap BTM sebagai koperasi syariah menjadi inspiring bagi koperasi – koperasi bercorak keormasan nasional.

“BTM sejauh ini memiliki peran yang strategis bagi Muhammadiyah dalam mengembangkan pilar ketiga Muhammadiyah yakni ekonomi,” ujar Ketua Induk BTM Achmad Suud.

Menurutnya, peran dari induk BTM sejauh ini memiliki berbagai fungsi yakni pertama, lender last resort dalam likuiditas, kedua regulator lembaga keuangan mikro, ketiga pengendali jaringan BTM, keempat sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan dan kelima sebagai lembaga supervisi.

“Kami yakin dengan adanya GMM yang hari ini diluncurkan dan mendapat dukungan dari pemerintah baik Kementerian Koperasi dan UKM serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan banyak program – program kemiteraan dalam memperkuat KSPPS BTM dan LKMS BTM sebagai kekuatan keuangan mikro Muhammadiyah,” tegasnya.

Sementara Direktur Lembaga Keuangan Mikro (LKM) OJK, Suparlan, dalam  acara GMM tersebut menyakini dengan adanya gerakan ini akan menambah daya gedor dari BTM sebagai kekuatan dalam mengembangkan keuangan mikro. Apalagi BTM sudah berinteraksi dengan digitalisasi IT dan financial technology tentunya menjadi kekuatan yang perlu diperhitungkan secara nasional. Untuk itu dia berharap agar dukungan warga Muhammadiyah dan amal usaha Muhammadiyah terhadap BTM semakin besar.

Suparlan sebagai regulator dalam mengawasi LKMS BTM sangat yakin itu bisa apalagi sejauh ini 6 LKMS BTM yang berdiri di lingkungan Muhammadiyah telah membuktikan diri. Untuk itu sinergisitas BTM dengan elemen – elemen di Muhammadiyah sangat diperlukan, apalagi potensi dana zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) di Muhammadiyah yang dikelola oleh LAZISMU sangat besar. “Jika itu di manfaatkan dalam produktivitas ZIS berbasis KSPPS BTM dan LKMS BTM betapa luar biasanya dalam mengentaskan kemiskinan umat,” ucapnya.  (nisa)

Sumber: Agus Yuliawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *