MUHAMMADIYAH. ID, PURWOKERTO- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir meminta Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) untuk mengembangkan tradisi literasi.
"Sekarang tradisi literasi di kampus-kampus sepertinya kurang berkembang. PTMA harus kembali membiasakan mahasiswa untuk mengkaji buku," tutur Haedar pada Sabtu (3/11) dalam acara Bedah Buku Kuliah Kemuhammadiyahan yang digagas Suara Muhammadiyah dengan Unversitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Haedar yang juga merupakan penulis buku kuliah Kemuhammadiyahan mengatakan, buku ini ingin menampilkan pemikiran-pemikiran Muhammadiyah tentang Kiai Dahlan dalam dua sisi, baik dari segi kemurnian Islam yang dimana terdapat nilai-niai aqidah, ibadah, akhlak yang bersifat murni.
"Kemurnian Islam yang disampaikan KH Dahlan yakni harus menghasilkan kekayaan alami, ruhani, dan perilaku keislaman yang baik. Welas asih, toleran, tapi kuat dengan prinsip, serta berdialog dengan siapa saja yang berbeda," jelas Haedar.
Dikatakan Haedar, orientasi pembaharuan Muhammadiyah telah melahirkan sekolah, rumah sakit perguruan tinggi, lembaga ekonomi sosial.
"Spirit ini merpuakan aktualisasi nilai-nilai Islam yang bukan terbentuk secara pragmatis, namun dengan proses dan perjuangan yang panjang," tutur Haedar.
Diakhir Haedar juga menuturkan bahwa buku ini secara demokratis ingin mengajak mereka yang terpengaruh oleh pikiran di luar Muhammadiyah untuk dapat memahami islam sebagai gerakan yang berkemajuan, dan islam yang moderat.
"Muhammadiyah selain ingin membawa islam yang moderat juga ingin menghadirkan islam yang membangun pro pengetahuan dan pro keunggulan, karena bangsa ini dibentuk sebagai bangsa moderat dan berfikiran untuk maju," pungkas Haedar.