MUHAMMADIYAH.ID, INDIA - Universitas Muhammadiyah Surakarta sambangi Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) India dalam rangkaian Konferensi Internasional Psikologi Islam di kampus Aligarh Muslim University tanggal 9 – 12 November 2018 lalu, yang dihadiri oleh Taufiq, wakil rektor UMS beserta rombongan dari Fakultas Psikologi UMS.
Turut hadir dalam silaturahim bersama PCIM India Prof. Bagus Riyono dari UGM selaku Presiden IAMP (International Association of Muslim Psychologist) dan Emi Zulaifah perwakilan dari UII Yogyakarta yang juga bertindak sebagai pembicara pada Konferensi Internasional Psikologi Islam.
Kunjungan perdana UMS ke PCIM India ini dalam rangka menjalin kerjasama untuk menjembatani MoU dengan universitas-universitas di India dan Asian International University of Bangladesh.
Dalam pertemuan itu Wakil Rektor UMS Taufiq menyampaikan agar PCIM India tidak hanya fokus pada rekrutmen anggota akan tetapi mengembangkan anggota yang ada dengan sejumlah kegiatan yang dapat meningkatkan kapasitas diri terutama tentang Kemuhammadiyahan.
Taufiq juga menyampaikan agar anggota PCIM India yang saat ini mayoritas adalah mahasiswa untuk meluruskan niat.
“Karena niat itu akan sangat menentukan kesuksesan yang akan diraih dalam menuntut ilmu. Aktif di organisasi Muhammadiyah disamping kesibukan kuliah merupakan bagian dari amal ibadah dalam berdakwah kepada sesama. Sehingga dengan niat untuk berdakwah, semoga dengan begitu kita akan diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu,” tutur Taufiq.
Pada kesempatan itu rombongan UMS menyempatkan diri untuk berkeliling kampus Aligarh University dan mengenal sejarah perjuangan Sir Syed Ahmad Khan untuk pendidikan kaum minoritas India.
Brenny Ibrahim ketua PCIM India mengatakan, selain sebagai representasi bagi Persyarikatan Muhammadiyah, PCIM India juga merupakan fasilitator bagi universitas dan lembaga pendidikan Muhammadiyah lainnya untuk menjalin kerjasama dengan pemerintah India dan juga Negara-Negara anggota SAARC, terutama dibidang sains dan teknologi, kedokteran, farmasi, dan publikasi jurnal internasional maupun buku.
Brenny juga menyampaikan agar UMS dan kampus-kampus Muhammadiyah lainnya dapat mengalokasikan kuota beasiswa bagi pelajar India untuk studi di kampus Muhammadiyah Indonesia, diharapkan nantinya setelah mereka kembali ke India dapat menjadi kader PCIM India dan mengembangkan amal usaha untuk kesejahteraan kaum minoritas India.
“Ke depan, anggota PCIM India bukan hanya orang Indonesia yang berdomisili di India, tetapi juga dari warga Negara India, dengan begitu akan lebih mudah bagi Muhammadiyah untuk mengembangkan amal usaha di India,” pungkas Brenny.