MUHAMMADIYAH.ID, MALANG — Bersiap menghadapi tantangan Industri 4.0, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDiK) rangkul Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) guna mengumpulkan 37 perguruan tinggi di JawaTimur yang digelar di Hotel Royal Orchids.
Syamsul Arifin, Wakil Rektor I UMM menerangkan mengenai pentingnya pengajar untuk memahami era Industri 4.0. Menurutnya, pengetahuan pengajar terhadap industri 4.0 bisa dilampaui oleh mahasiswanya. Maka, menjadi keharusan bagi pengajar untuk meng-up grade pengetauan mengenai industri 4.0 untuk bisa membimbing mahasiswanya.
“Mahasiswa tidak hanya diajarkan hardskill saja seperti dahulu, tapi sekarang soft skill juga penting Dengan pembinaan ini, diharapkan mahasiswa di masing-masing perguruan tinggi bisa berkembang sesuai dengan zamannya, yaitu era Industry 4.0," ungkapnya diketerangan tertulis yang diterima tim Muhammadiyah.id pada Rabu (19/12).
Sementara, Widyo Winars, Sekretaris LLDiK Wilayah VII mengatakan bahwa melalui Pelatihan Pemandu Orientasi Pengembangan Pendamping Kemahasiswaan (PP-OPPEK), terdapat empat poin tujuan yang ingin dicapai program tersebut.
Selaras dengan yang disampaikan oleh Syamsul Arifin, Widyo Winars mengunggkapkan empat kunci yang bisa diterapkan adalah dengan menempatkan pengajar atau dosen yang mampu membimbing mahasiswa dalam menghadapi era industri 4.0.
Selanjutnya, pengajar melalui sistem pengajaran mampu menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan adaptif. Serta didukung bidang lain, “kemahasiswaan di setiap PT harus mampu berkreativitas di berbagai bidang. Kemudian, seluruh kampus yang berkumpul mampu menjalin sinergi untuk bekerja sama di berbagai bidang.” Urainya
Menyikapi tantang tersebut, Widyo berujar bahwa tidak bisa diterapkan penyamaan sistem kepada mahasiswa ditiap-tiap kampus. Ia menyadari bahwa setiap kampus memiliki budaya yang berbeda-beda.