Minggu, 19 Mei 2024
Home/ Berita/ Relawan Muhammadiyah Bergerak di Sigi dan Parigi Sulawesi Tengah

Relawan Muhammadiyah Bergerak di Sigi dan Parigi Sulawesi Tengah

 

Yogyakarta- Gempa bumi yang menghancurkan bebera desa di 3 kecamatan di Kabupaten Sigi, serta banjir bandang yang melanda Kabupaten Parigi Moutong di Sulawesi Tengah pada minggu ketiga bulan Agustus 2012, membuat aktifitas ekonomi dan social di dua kabupaten tersebut tidak berjalan dengan normal. Pimpinan wilayah Muhammadiyah di Palu Sulawesi Tengah akhirnya memutuskan untuk membuat posko di kabupaten Sigi dan Parigi Moutong, yang saat ini intensitas kebutuhan para pengungsi yang ada masih cukup tinggi.

 

Menurut Devisi Rehabilitasi dan Kerjasama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sarniyah, saat ini Muhammadiyah Sulawesi Tenggara telah bergerak di kabupaten Sigi dan Parigi Moutong, dengan cara penanganan yang tentu berbeda. “Pada kabupaten Sigi yang dilanda gempa pada 18 agustus 2012 lalu, Muhammadiyah telah bergerak dengan mendirikan poso dibawah koordinasi Muhammadiyah Propinsi Sulteng langsung, dan telah mendistribusikan berbagai bantuan Shelter Kit seperti tenda plastik, tikar, selimut, dan berbagai kebutuhan lain,” jelas Sarniyah hari ini di gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (30/08/2012). Karakteristik untuk wilayah Sigi menurut Sarniyah adalah karakteristik pengungsi Gempa yang cenderung tetap berada di dekat puing rumah dan tidak berkumpul di tempat pengungsian besar, sehingga yang diperlukan adalah shelter kit yang memungkinkan mereka untuk dapat membuat tenda sendiri di samping rumah yang hancur. Menurut data yang diterima MDMC, saat ini ada 3 wilayah kecamatan yang terkena imbas cukup serius akibat gempa, yaitu kecamatan Gumbasa, Kulawi, dan Lindu dengan total ada 14 desa di dalamnya. “Sementara untuk jumlah pengungsi di Sigi saat ini berjumlah 1683 Kepala Keluarga dengan jumlah total 6235 jiwa,” jelasnya.


Sementara itu untuk wilayah Parigi Moutong, organisasi otonom Muhammadiyah Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah setempat telah melakukan koordinasi dan aksi dalam upaya memberikan bantuan logistik serta upaya pembersihan dan membuka akses jalan yang tertutup akibat banjir bandang pada 25 Agustus 2012 lalu. Untuk langkah selanjutnya Sarni mengungkapkan, MDMC akan mengirimkan tim assessment guna menentukan langkah selanjutnya, “untuk sementara ini kita akan fokus pada daerah yg terisolir di Sigi, serta memberikan akses sekolah darurat, karena berdasarkan data yang masuk terdapat 2 sampai 3 sekolah yang hancur akibat gempa lalu,” pungkasnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *