MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Tragedi pengeboman yang melanda Kolombo, Sri Lanka, pada Ahad (21/4) telah menyebabkan setidaknya 290 orang meninggal dunia, sedangkan lima ratus orang lainnya luka-luka.
Peristiwa keji itu mengundang kecaman dari berbagai pihak, salah satunya Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seperti disampaikan Ketua PP Muhammadiyah bidang Pustaka dan Informasi, Dadang Kahmad, pemboman tersebut sangat tidak berperikemanusiaan, dan kita (Muhammadiyah) membenci perilaku seperti itu.
“Hal itu telah mencelakakan manusia-manusia yang tidak berdosa, semua agama, termasuk agama Islam tidak menyetujui adanya peledakan bom yang menghancurkan tempat ibadah,” tegas Dadang ketika dihubungi pada Senin (22/4).
Bagi Muhammadiyah, lanjut Dadang, kejadian tersebut merobek kemanusiaan, dan merusak sendi-sendi peradaban, sebagai bentuk keganasan dan kebiadaban.
“Muhammadiyah mengecam dengan keras perilaku biadab tersebut,” jelas Dadang.
Sebanyak delapan bom meledak di tiga gereja, empat hotel, dan satu rumah warga dalam peristiwa yang terjadi pada Ahad (21/4). Dari delapan serangan bom, enam di antaranya terjadi dalam waktu hampir bersamaan. Menurut laporan New York Times, ledakan pertama dan yang paling dahsyat terjadi di Gereja St Sebastian, Negombo, sekitar pukul 08.45 waktu setempat.