MUHAMMADIYAH.ID, BENGKULU –  Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Bengkulu sejak tanggal 26 April pukul 14.30 WIB sampai pukul 02.30 menyebabkan terjadinya banjir, longsor dan terputusnya beberapa akses jembatan. Bahkan banjir ini juga mengakibatkan lebih dari 12 ribu jiwa mengungsi, 18 jiwa meninggal dan 4 jiwa belum di temukan (Data MDMC Bengkulu).

Melihat musibah itu, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) wilayah sebagai lembaga bencana ikut merespon cepat tanggap darurat, pada sejak Sabtu, 27 April 2019 yang sudah terjun di lokasi membagikan bantuan logistik kepada masyarakat.

Akhiry, Koordinator Tanggap Darurat Rehab dan Rakon MDMC Bengkulu dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi Muhammadiyah.id, pada (29/4) menyampaikan pihaknya hingga kini masih fokus dalam sektor SAR, salah satunya di daerah Benguku Tengah, Kecamatan Talang MDMC bersama Besarnas, Polair, BPBD Kabupaten Bengkulu.

“Tim MDMC juga turut merespon di Bengkulu Tengah di mana merupakan titik yang membuat beberapa rumah terseret air hingga beberapa meter dari posisi awal. MDMC Bengkulu beserta pihak lainnya berusaha menyelamatkan para korban terdampak dan alhamdulillahnya tidak menimbulkan korban jiwa,” katanya melalui keterangan tertulis.

Selain itu, MDMC Bengkulu juga turut membantu sektor logistik bersama Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Bengkulu dengan mendirikan 3 dapur umum dan sudah mendistribusikan nasi sebanyak 1.670 kepada warga pengungsi yang belum mendapatkan bantuan.

Adapun respon cepat tanggap darurat MDMC Bengkulu bekerjasama Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) dan melibatkan angkatan muda Muhammadiyah seperti IMM, IPM, Hizbul Wathan (HW), Nasyiatul ‘Aisyiyah, KOKAM dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

Hingga kini, MDMC Bengkulu terus fokus dalam penanganan bencana bajir dan longsor di daerah yang berdampak seperti Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Seluma, Kaur dan Kota Bengkulu. (Andi)