MUHAMMADIYAH.ID, BANYUWANGI – Pimpinan Daerah Aisyiyah Banyuwangi memperingati Milad ‘Aisyiyah ke-105 H/ 102 M di Pusat Dakwah Muhammadiyah Banyuwangi (PusDaMuh) Masjid Besar KH.Akhmad Dahlan pada Ahad (30/6). Acara dihadiri oleh ribuan warga ‘Aisyiyah mulai dari Pimpinan Daerah, Cabang, hingga Ranting serta seluruh kader Aisyiyah se-Banyuwangi
"Memang Milad 105 H Aisyiyah Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kali ini mundur satu bulan lebih lama, karena bertepatan dengan bulan ramadan. Sehingga kami jadwalkan bersamaan dengan syawalan sekaligus halal hi halal antar warga Aisyiyah se-Banyuwangi dan waktunya jam 7 pagi dengan memanfaatkan pelaksanaan Pengajian Ahad Pagi (PAP)," kata Dwi Deritaningtyas, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah dalam sambutannya.
Dwi Deritaningtyas menambahkan,milad ‘Aisyiyah tahun ini mengambil tema “Aktualisasi Risalah Pencerahan Untuk Dakwah Melintas Batas”. Resepsi Milad kali ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian milad yang dilaksanakan, setelah sebelumnya mengadakan berbagai kegiatan untuk menyambut milad antara lain bakti sosial, pelatihan pengembangan profesi guru TK ABA, dan kajian selama ramadhan disetiap cabang diseluruh daerah Banyuwangi
Kajian dalam rangka Milad ‘Aisyiyah ini dihadiri oleh Sukadiono,Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Dalam ceramahnya,Sukadiono menyampaikan ‘Aisyiyah sebagai badan otonom Muhammadiyah punya peran penting dalam menjalankan strategi dakwah hingga bisa masuk ke grass root atau akar rumput
Menurut Sukadiono, ‘Aisyiyahpunyakhas yang harus dipertahankan yakni gaya door to door (berkunjung dari pintu ke pintu).
“Berkunjung, bertamu dari pintu ke pintu, sambil berbincang tentang keseharian itu kelihatannya sepele. Ibu-ibu manapun bisa melakukannya. Namun, jangan dianggap bertamu door to door itu tidak penting. Justru ini strategi dakwah yang harus terus dilakukan. Strategi ini khas yang dimiliki ‘Aisyiyah,” tegas Sukadiono yang juga merupakan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Diakhir,Pimpinan Wilayah beserta Pimpinan Daerah memberikan tali asih kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah yang sudah berkiprah dan berjuang selama 25 tahun bersama ‘Aisyiyah Banyuwangi. (nisa)
Kontributor: Rizki Andre
Strategi Dakwah Dakwah ‘Aisyiyah Hingga ke Akar Rumput
MUHAMMADIYAH.ID, BANYUWANGI – Pimpinan Daerah Aisyiyah Banyuwangi memperingati Milad ‘Aisyiyah ke-105 H/ 102 M di Pusat Dakwah Muhammadiyah Banyuwangi (PusDaMuh) Masjid Besar KH.Akhmad Dahlan pada Ahad (30/6). Acara dihadiri oleh ribuan warga ‘Aisyiyah mulai dari Pimpinan Daerah, Cabang, hingga Ranting serta seluruh kader Aisyiyah se-Banyuwangi
"Memang Milad 105 H Aisyiyah Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kali ini mundur satu bulan lebih lama, karena bertepatan dengan bulan ramadan. Sehingga kami jadwalkan bersamaan dengan syawalan sekaligus halal hi halal antar warga Aisyiyah se-Banyuwangi dan waktunya jam 7 pagi dengan memanfaatkan pelaksanaan Pengajian Ahad Pagi (PAP)," kata Dwi Deritaningtyas, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah dalam sambutannya.
Dwi Deritaningtyas menambahkan,milad ‘Aisyiyah tahun ini mengambil tema “Aktualisasi Risalah Pencerahan Untuk Dakwah Melintas Batas”. Resepsi Milad kali ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian milad yang dilaksanakan, setelah sebelumnya mengadakan berbagai kegiatan untuk menyambut milad antara lain bakti sosial, pelatihan pengembangan profesi guru TK ABA, dan kajian selama ramadhan disetiap cabang diseluruh daerah Banyuwangi
Kajian dalam rangka Milad ‘Aisyiyah ini dihadiri oleh Sukadiono,Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Dalam ceramahnya,Sukadiono menyampaikan ‘Aisyiyah sebagai badan otonom Muhammadiyah punya peran penting dalam menjalankan strategi dakwah hingga bisa masuk ke grass root atau akar rumput
Menurut Sukadiono, ‘Aisyiyahpunyakhas yang harus dipertahankan yakni gaya door to door (berkunjung dari pintu ke pintu).
“Berkunjung, bertamu dari pintu ke pintu, sambil berbincang tentang keseharian itu kelihatannya sepele. Ibu-ibu manapun bisa melakukannya. Namun, jangan dianggap bertamu door to door itu tidak penting. Justru ini strategi dakwah yang harus terus dilakukan. Strategi ini khas yang dimiliki ‘Aisyiyah,” tegas Sukadiono yang juga merupakan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Diakhir,Pimpinan Wilayah beserta Pimpinan Daerah memberikan tali asih kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah yang sudah berkiprah dan berjuang selama 25 tahun bersama ‘Aisyiyah Banyuwangi. (nisa)
Kontributor: Rizki Andre
Strategi Dakwah Dakwah ‘Aisyiyah Hingga ke Akar Rumput
MUHAMMADIYAH.ID, BANYUWANGI – Pimpinan Daerah Aisyiyah Banyuwangi memperingati Milad ‘Aisyiyah ke-105 H/ 102 M di Pusat Dakwah Muhammadiyah Banyuwangi (PusDaMuh) Masjid Besar KH.Akhmad Dahlan pada Ahad (30/6). Acara dihadiri oleh ribuan warga ‘Aisyiyah mulai dari Pimpinan Daerah, Cabang, hingga Ranting serta seluruh kader Aisyiyah se-Banyuwangi
"Memang Milad 105 H Aisyiyah Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kali ini mundur satu bulan lebih lama, karena bertepatan dengan bulan ramadan. Sehingga kami jadwalkan bersamaan dengan syawalan sekaligus halal hi halal antar warga Aisyiyah se-Banyuwangi dan waktunya jam 7 pagi dengan memanfaatkan pelaksanaan Pengajian Ahad Pagi (PAP)," kata Dwi Deritaningtyas, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah dalam sambutannya.
Dwi Deritaningtyas menambahkan,milad ‘Aisyiyah tahun ini mengambil tema “Aktualisasi Risalah Pencerahan Untuk Dakwah Melintas Batas”. Resepsi Milad kali ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian milad yang dilaksanakan, setelah sebelumnya mengadakan berbagai kegiatan untuk menyambut milad antara lain bakti sosial, pelatihan pengembangan profesi guru TK ABA, dan kajian selama ramadhan disetiap cabang diseluruh daerah Banyuwangi
Kajian dalam rangka Milad ‘Aisyiyah ini dihadiri oleh Sukadiono,Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Dalam ceramahnya,Sukadiono menyampaikan ‘Aisyiyah sebagai badan otonom Muhammadiyah punya peran penting dalam menjalankan strategi dakwah hingga bisa masuk ke grass root atau akar rumput
Menurut Sukadiono, ‘Aisyiyahpunyakhas yang harus dipertahankan yakni gaya door to door (berkunjung dari pintu ke pintu).
“Berkunjung, bertamu dari pintu ke pintu, sambil berbincang tentang keseharian itu kelihatannya sepele. Ibu-ibu manapun bisa melakukannya. Namun, jangan dianggap bertamu door to door itu tidak penting. Justru ini strategi dakwah yang harus terus dilakukan. Strategi ini khas yang dimiliki ‘Aisyiyah,” tegas Sukadiono yang juga merupakan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Diakhir,Pimpinan Wilayah beserta Pimpinan Daerah memberikan tali asih kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah yang sudah berkiprah dan berjuang selama 25 tahun bersama ‘Aisyiyah Banyuwangi. (nisa)
Kontributor: Rizki Andre
Strategi Dakwah Dakwah ‘Aisyiyah Hingga ke Akar Rumput
MUHAMMADIYAH.ID, BANYUWANGI – Pimpinan Daerah Aisyiyah Banyuwangi memperingati Milad ‘Aisyiyah ke-105 H/ 102 M di Pusat Dakwah Muhammadiyah Banyuwangi (PusDaMuh) Masjid Besar KH.Akhmad Dahlan pada Ahad (30/6). Acara dihadiri oleh ribuan warga ‘Aisyiyah mulai dari Pimpinan Daerah, Cabang, hingga Ranting serta seluruh kader Aisyiyah se-Banyuwangi
"Memang Milad 105 H Aisyiyah Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kali ini mundur satu bulan lebih lama, karena bertepatan dengan bulan ramadan. Sehingga kami jadwalkan bersamaan dengan syawalan sekaligus halal hi halal antar warga Aisyiyah se-Banyuwangi dan waktunya jam 7 pagi dengan memanfaatkan pelaksanaan Pengajian Ahad Pagi (PAP)," kata Dwi Deritaningtyas, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah dalam sambutannya.
Dwi Deritaningtyas menambahkan,milad ‘Aisyiyah tahun ini mengambil tema “Aktualisasi Risalah Pencerahan Untuk Dakwah Melintas Batas”. Resepsi Milad kali ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian milad yang dilaksanakan, setelah sebelumnya mengadakan berbagai kegiatan untuk menyambut milad antara lain bakti sosial, pelatihan pengembangan profesi guru TK ABA, dan kajian selama ramadhan disetiap cabang diseluruh daerah Banyuwangi
Kajian dalam rangka Milad ‘Aisyiyah ini dihadiri oleh Sukadiono,Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Dalam ceramahnya,Sukadiono menyampaikan ‘Aisyiyah sebagai badan otonom Muhammadiyah punya peran penting dalam menjalankan strategi dakwah hingga bisa masuk ke grass root atau akar rumput
Menurut Sukadiono, ‘Aisyiyahpunyakhas yang harus dipertahankan yakni gaya door to door (berkunjung dari pintu ke pintu).
“Berkunjung, bertamu dari pintu ke pintu, sambil berbincang tentang keseharian itu kelihatannya sepele. Ibu-ibu manapun bisa melakukannya. Namun, jangan dianggap bertamu door to door itu tidak penting. Justru ini strategi dakwah yang harus terus dilakukan. Strategi ini khas yang dimiliki ‘Aisyiyah,” tegas Sukadiono yang juga merupakan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Diakhir,Pimpinan Wilayah beserta Pimpinan Daerah memberikan tali asih kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah yang sudah berkiprah dan berjuang selama 25 tahun bersama ‘Aisyiyah Banyuwangi. (nisa)
Kontributor: Rizki Andre