MUHAMMADIYAH.ID, PEKALONGAN — Pemuda Muhammadiyah sebagai pemelihara martabat dan pembela kejayaan bangsa, menegakkan serta menjunjung tinggi Agama Islam dilakukan dengan cara membina, meningkatkan dan memadukan iman dan ilmu serta amal dalam kehidupan berbangsa, umat dan persyarikatan.
Hal tersebut disampaikan oleh Bisyron Muhtar, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah. Ia juga menjelaskan, dalam rentang sejarah bangsa Indonesia, peran Muhammadiyah untuk menopang keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara tidak perlu dipertanyakan lagi.
Muhammadiyah telah banyak mewakafkan para tokohnya untuk bergulat dan membantu semenjak perumusan atau pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari awal. Sebagai organisasi Islam tertua di Indonesia, peranan Muhammadiyah masih bisa tetap dirasakan kehadirannya sampai sekarang ini melalui Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
“Pendirian lembaga pendidikan, sejak TK hingga perguruan tinggi, merupakan salah satu bukti nyata peran kebangsaan dan upaya Muhammadiyah di dalam membantu negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkap Bisyron dalam rilis yang diterima pada Rabu (7/8)
Jejak para tokoh Muhammadiyah juga mendapat pengakuan dari negara, seperti KH Ahmad Dahlan ditetapkan sebagai pahlawan nasioanl, juga termasuk istrinya Nyai Walidah. Bisyron juga menyinggung peran Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi pelangsung, pelopor, dan penyempurna harus memiliki wacana yang luas dan pemahaman yang mendalam.
Sambutan yang disampaikan pada, Ahad 4 Agustus 2019 dalam acara Musyawarah Cabang (Musycab) Pemuda Muhammadiyah Pekalongan Barat Periode Muktamar-17 di SD Muhammadiyah 2 Bendan ini juga mengajak kader muda Muhammadiyah, khususnya Pemuda Muhammadiyah untuk memperkuat literasi.
Sekretaris PWM Jateng ini juga mengajak kepada Pemuda Muhammadiyah untuk menyusuri dan mengisyafi sejarah Muhammadiyah. Langkah tersebut diharapkan menambah sumber literasi dan menjadi sumber acuan dalam berorganisasi bagi generasi atau kader-kader muda Muhammadiyah.
“Banyaknya lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah ini, hendaknya menjadikan Pemuda Muhammadiyah tidak kekurangan sumber literasi,” pungkasnya.