MUHAMMADIYAH.ID, KENDARI-- Anak semata wayang dan harapan masa depan keluarga itu telah pergi dan tidak akan pernah kembali lagi, ia adalah Immawan Randi, kader militan dan progresif Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Halu Oleo yang direnggut nyawanya dan tubuhnya diperlubangkan dengan timah panas senjata api yang sampai sejauh ini masih dianggap “tidak bertuan” pada Kamis (26/9).
Persaksian tersebut disampaikan oleh Immawan Marsono, anggota Bidang Organisasi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Sulawesi Tenggara pada Jumat (27/9) kepada tim redaksi Muhammdiyah.id.
Almarhum Randi, menurut Marsono dikenal sebagai kader yang memiliki inisiatif, loyal, pekerja keras dan progresif. Karakter tersebut seperti tumbuh alami dalam dirinya yang berlatar belakang dari keluarga nelayan. Selain itu, Randy juga dikenal sebagai sosok yang memiliki jiwa leadership yang tinggi.
Sebagai anak tunggal, Randisebenarnya menjadi harapan dan satu-satunya tumpuhan hidup masa depan keluarganya yang berlatar belakang nelayan. Karena alasan tersebut, Randy memilih kulaih di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Randy pertama kali masuk IMM melalui pengkaderan Darul Arqam Dasar (DAD) pada tahun 2016, melalui pengkaderan tersebut almarhum aktif di berbagai kegiatan di IMM.
“Kalau keaktifan dia di Ikatan memang sangat progresif, dan aktif dalam mengembangkan IMM terlebih di Universitas Halu Oleo. Sering kita jalin informasi dan ketemu dengan itu adek, terutama saat ada kajian Muhammadiyah atau IMM. Beliau memang aktif, beliau juga suka inisiasi. Almarhum juga termasuk kader yang perhatian, misalkan tanpa diminta, Randisudah sangat biasa kalau senior IMM datang langsung dibuatkan kopi,” kenang Marsono.
Marsono menambahkan, saat almarhum Randisudah dinyatakan meninggal dan dipulangkan ke rumah duka. Ayah Randiyang berprofesi sebagai nelayan tidak ada di rumah, bahkan dia tidak tahu bahwa anak semata wayang dan kesayangannyatelah tiada. Karena saat itu jenazah anaknya sudah sampai di rumah, bapaknya sedang mencari ikan ditengah laut guna mencari tambahan biaya untuk uang kuliah Randi.
Anak semata wayang dan satu-satunya tumpuan harapan keluarga di masa depan sudah benar-benar pergi. Kini, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) meminta pihak keamanan untuk bisa bersikap tegas dan mengadili seadil-adilnya pelaku penembakan dan kejahatan kemanusiaan tersebut. Serta tidak ada lagi yang perlu ditutup-tutupi perihal tindakan kekerasan yang menyasar pada demonstran, karena demonstrasi merupakan bentuk apresiasi, perhatian dan dilegalkan dalam sistem yang dianut negara ini.
Dalam hal ini, Marsono mengatakan bahwa, penanganan kasus gugurnya Immawan Randy ditangani secara langsung oleh Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia (Wakapolri) dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara. Pihaknya berharap kasus ini bisa berlangsung secara terbuka, tidak perlu ditutup-tutupi. Hal tersebut sebagai cara untuk mendidik masyarakat tentang keterbukaan informasi, karena ini adalah sistem demokrasi.
Almarhum Randi dinyatakan meninggal dan menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 15.44 WITA, kemudian dilakukan autopsi oleh dokter Raja Al Fatih Widya Iswara pada Kamis (26/9) pukul 22.30 WITA dan selesai pada Jum’at (27/9) pukul 02.30 WITA di Rumah Sakit Abu Nawas Kota Kendari. Dari hasil autopsi tersebut, korban dinyatakan ditembak memakai peluru tajam. Peluru tersebut mengenai bawah ketiak sebelah kiri, kemudian tembus di dada sebelah kanan.