MUHAMMADIYAH.ID, Dirikanlah pengajian-pengajian baik di Cabang maupun di Ranting, karena sebagai ujung tombak persyarikatan. Pimpinan Cabang dan Ranting Muhammadiyah harus tegak dan tampak geliat dakwahnya, jika sudah memiliki amal usaha tentu baik dan akan lebih baik lagi amal usaha yang ada terus menerus dikembangkan.
Menurut Abdul Razak Fachruddin (Pak AR), sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah sudah seyogyanya harus ikut aktif menyemarakkan dakwah Muhammadiyah disekitarnya. Tidak perlu takut untuk menerangkan/mensyiarkan dakwah Muhammadiyah, karena Muhammadiyah adalah organisasi legal, organisasi yang sah. Organisasi yang diakui oleh Pemerintah Pusat sampai Pemerintah setempat.
“Kalau saudara tidak percaya tanyakan kepada pak Gubernur, Panglima Kodam, Bupati, Komandan Kodim atau malah Pak Camat, Komandan Koramil di daerah saudara masing-masing. Tentu mereka sama kenal kepada Muhammadiyah” tegasPak AR seperti dikutipdalam catatan Pesan dan Warisan Pak AR.
Jangan takut untuk menjadi Muhammadiyah, dan jangan malu, karena saudara adalah anggota persyarikatan Muhammadiyah. Oleh karena itu lekaslah pengajian agama Islam itu segera dibuka. Terkait penamaan pengajian, Pak AR berpesan untuk tidak terlalu kaku dan merepotkan. Jika memakai nama Muhammadiyah dianggap menakutkan dan masih dianggap momok bagi masyarakat kanan dan kiri, tidak ada soal tidak memakai nama Muhammadiyah. Akan tetapi tetap bermuatan sesuai dengan Muhammadiyah.
Sebagai anggota Muhammadiyah tidak boleh memiliki rasa takut atas penolakan, dianggap kafir pun tidak masalah. Tetap meniatkan diri atas segala amal perbuatan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Dalam manajemen pengajian, tidak boleh berkecil hati apabila peserta atau jamaah yang datang sedikit, karena sesuatu yang banyak itu dimulai dari yang sedikit.
“Bagaimana kalau sedikit? saudara tidak perlu takut. Mulailah dari lima orang. Ketahuilah bahwa yang lima ratus itu asalnya juga tiga empat orang. Malah pengajian yang sekarang dihadiri beribu-ribu orang itu asalnya juga dari lima orang. Tetapi karena Kiainya tekun, gurunya sadar, tabah, telaten, alhamdulillah yang datang sampai menjadi ribuan” Lanjut Pak AR
Menurut Pak AR pengajian yang diselenggarakan oleh Muhamadiyah harus memiliki sifat inklusi. Karena Pak AR menyakini bahwa, agama Islam itu bukan hanya agama orang Muhammadiyah tetapi agama Allah. Untuk mantan pengikut atau penganut partai politik yang membutuhkan dan mencari keteduhan boleh, untuk mantan anggota G.30.S/PKI juga boleh. Mereka memiliki hak yang sama untuk mengetahui dan menerima agama Allah SWT ini.
“Malah kalau ada saudara-saudara dari mereka yang mau datang dalam pengajian yang saudara adakan itu, terimalah dengan baik-baik. Sambutlah baik-baik. Jangan saudara cemooh dan jangan saudara ejek-ejek. Terimalah dan syukuri, karena dengan demikian mereka akan menjadi orang yang baik, yang berbakti kepada Allah SWT” tuturnya.
Dalam materi yang disampaikan saat pengajian, diharapkan tidak menerangkan yang bersifat konfrontasi, terlebih konfrontasi fisik, tidak membawa golongan-golongan politik, hindari persoalan materi khilafiyah bagi mereka yang awam. Namun tunjukkan ajaran-ajaran yang kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah, dengan tidak mencela dan mendiskriditkan ajaran dan faham-faham agama yang lain. (A'N)