MUHAMMADIYAH.ID, PALEMBANG--Permasalahan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai aspek, termasuk diantaranya adalah disparitas antar daerah yang dirasakan semakin besar dan kompleks. Untuk itu, dibutuhkan penanganan yang komprehensif dari hulu sampai hilir dengan melibatkan multi sektor.

Dalam siaran pers yang diterima tim muhammadiyah.id pada Senin (28/10), Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang lakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Balai Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kesehatan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI). Penandatangan tersebut dilakukan secara langsung oleh Abid Djazuli, Rektor UM Palembang.

“Diharapkan MoU ini segera akan ditindaklanjuti khususnya oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, demi membantu penyelesaian permasalahan kesehatan masyarakat,” ungkap Abid Djazuli disela acara teken MoU pada Ahad (27/10) di Hotel Aryaduta, Palembang.

Penandatangan MoU ini sebagai bagian dari kegiatan diseminasi hasil penelitian “Kolaborasi Penelitian Berbasis Klien dalam Penanggulangan Masalah Kesehatan di Daerah” oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja Badan Litbang Kesehatan Kemenkes RI. Kerjasama yang dilakukan oleh UM Palembang dengan Kemenkes RI ini juga sebagai wujud implementasi chatur darma Perguruan Tinggi.

Sementara, Siswanto, Kepala Badan Litbang Kemenkes RI mengatakan kerjasama ini bagian dari memetakan masalah stunting hingga tingkat desa dengan menggunakan pendekatan small area estimation (SAE).

“Semoga kerjasama ini bermanfaat secara metodologis, meningkatkan kemampuan dan kapasitas peneliti kedua belah pihak, dan membantu menajamkan program penanganan stunting di Indonesia,” pungkas Siswanto.