MUHAMMADIYAH.ID, SURAKARTA - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengukuhkan dua guru besar barunya di Bidang farmasi yakni Prof. Dr. Muhammad Da'i, M.Si., Apt. dan Prof. Dr. Muhtadi, M.Si pada Sabtu (7/12) bertempat di Aula Djazman UMS.
Dengan ini tambahan guru besar ini, maka jumlah guru besar yang dimiliki UMS seluruhnya sebanyak 27 guru besar. Banyaknya guru besar yang dimiliki UMS saat ini, semakin mengokohkan kampus swasta terbaik Nasional tersebut menjadi kampus dengan guru besar terbanyak di Jawa Tengah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam sambutannya mengatakan, bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) guru besar merupakan kekuatan yang penting untuk meningkatkan kualitas PTM dan menciptakan pusat keunggulan.
“Kekuatan akademisi menjadi kekuatan dan kemajuan bangsa, dari mereka lah akan lahir riset penelitian dan menentukan nadi kemajuan suatu bangsa,” jelas Haedar.
Selain itu, adanya guru besar harus menjadi kekuatan tanwir atau kekuatan pencerah, yang selalu melalukan usaha-usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Indonesia perlu transformasi panjang untuk menjadi bangsa yang maju dan modern, dan Muhammadiyah akan selalu berkiprah mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satunya lewat guru besar yang dimiliki Muhammadiyah,” terang Haedar.
Haedar juga menyebutkan, dalam menjalankan peran mencerdaskan dan mencerahkan harus disertai ikhtiar membangun kebersamaan di tubuh bangsa ini.
“UMS lewat persyarikatan akan mengembangkan peran-peran kemasyarakatan,” ujar Haedar.
Sementara Prof. Dr. Muhtadi, mengatakan dirinya dikukuhkan sebagai guru besar di bidang Biologi Farmasi. Pidato ilmiah yang dipaparkan olehnya berjudul 'Peran kekayaan hayati sebagai sumber ilmu kimia, agen fitoterapi dan harta kekayaan bangsa yang terpendam.
"Ini saya kembangkan dari hasil disertasi saya selama empat tahun di ITB dulu" ujar Muhtadi.
Sedangkan Prof. Dr. Muhammad Da'i, M.Si. Apt. sebagai guru besar Ilmu Farmasi, menyampaikan pidato ilmiahnya dengan judul 'Eksplorasi Agen Kemoterapi non toksik : Kajian terhadap riset kurkumin, turunan dan analog kurkumin, serta senyawa lain bersumber dari tanaman'.
"Saya melihat penyembuhan kanker dengan berbagai metode yang sudah ada belum terlalu efektif. Maka ini jadi tantangan buat kita. Maka kami berikhtiar untuk bisa membantu para penderita kanker untuk mendapat pengobatan terbaik," ungkap Da'i.