MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah kembali meneguhkan komitmennya dalam pengurangan resiko bencana. MDMC memandang bahwa jelang Muktamar ke-48 Muhammadiah 2020 ini perlu peneguhan Muhammadiyah sebagai bagian dari Gerakan Pengurangan Resiko Bencana yang sejalan juga dengan Tema Muktamar Muhammadiyah.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka, MDMC PP Muhammadiyah menyelanggarakan kegiatan Pertemuan Ilmiah Muhammadiyah (PIM) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang rencananya diadakan 30 Januari hingga 2 Februari 2020 bertempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Rencananya kegiatan ini dihadiri 500 orang dari berbagai kalangan, ilmuan, peneliti, relawan, dan masyarakat Muhamamdiyah.
Dikatakan Budi Santoso, Ketua Panitia PIM dan Rakenas MDMC PP Muhammadiyah, kedua kegiatan diatas merupakan kegiatan puncak ditingkat nasional dang menghadirkan perwakilan MDMC dari seluruh Indonesia.
“PIM mengambil tema Menguatkan Sumberdaya Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas dan Teknologi Kebencanaan dalam rangka Memajukan Indonesia. PIM ini akan mengumpulkan akademisi yang konsen kebencanaan terkait dengan Muhammadiyah,” kata Budi, dalam Konferensi Pers PIM dan Rakernas MDMC PP Muhammadiyah di Lobby Rektorat UMY, Rabu (29/1).
Budi juga mengatakan bahwa MDMC memiliki beberapa tim untuk penanggulangan bencana. Diantaranya, tim pertama yaitu tim penanggulangan berbasis komunitas dan teknologi. “Kenapa teknologi karena saya kira diera milenial ini, teknologi sudah sangat massif sekali. Maka teknologi menjadi penting,” kata Budi.
Sementara itu, untuk kegiatan Rakernas MDMC diisi dengan diskusi-diskusi dalam beberapa tema berbeda seperti Pembelajaran Program Penguruangan Risiko Bencana,Peran dan Misi Kemanusiaan Muhammadiyah, dan Pembelajaran Program oleh Muhammadiyah dari Seluruh Wilayah se-Indonesia.
“Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan PIM Kebencanaan dan Rakernas MDMC akan diserahkan penghargaan ‘MDMC Award’ kepada Sudibyo Markus, tokoh Muhammadiyah yang pernah menjadi pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ketua Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat PP Muhammadiyah, Wakil Ketua Lembaga Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional PP Muhammadiyah dan juga Ketua PP Muhammadiyah yang menginisiasi kerja-kerja kemanusiaan dan penanggulangan bencana di Muhammadiyah hingga resmi berdirinya MDMC,” jelas Budi.
Wakil Rektor UMY bidang Sumberdaya Manusia, Nano Purwoto, mengungkapkan UMY sebagai tuan rumah sangat mendukung dalam kegiatan ini. “Untuk pertemuan ilmiah sekaligus rakenas, posisi umy sebagai fasilitator. Mengapa kita konsen? Dalam visi UMY termasuk pengabdian masyarakat dan misi kemanusiaan sangat konek dengan kegiatan ini,” kata Nano.
Dalam misi tersebut, Nano menjelaskan bahwa UMY juga turut berperan serta dalam penanggulangan bencana. Selama ini, UMY membentuk pusat studi bencana yang kegiatannya bisa berhubungan dengan MDMC. “Misal kita mengirim relawan baik dosen maupun mahaisiswa,” lanjutnya.
Nano mengatakan UMY sudah menyiapkan apa yang dibutuhkan dalam upaya mensukseskan kegiatan yang dilakukan MDMC ini. (Syifa)