KH. Ahmad Azhar Basyir (Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 1990-1995)
Manusia adalah makhluk Allah yang berkehormatan dan dilebihkan kedudukannya di atas kebanyakan makhluk Allah lainnya (QS. Al-Israk: 70). Oleh karenanya, manusialah yang diciptakan Allah dengan dibekali kesanggupan mengemban amanat Allah (QS. Al-Ahzab: 72). Amanat Allah itu berupa usaha untuk memakmurkan kehidupan di bumi (QS. Hud: 61). Karena sangat mulianya amanat Allah yang dipercayakan kepada manusia itu, maka kepada manusia diberi kedudukan sebagai khalifah (wakil) Allah, untuk melaksanakan kehendak Allah mewujudkan kemakmuran kehidupan di bumi (QS. Al-Baqarah: 30). Sebagai khalifah atau wakil Allah di bumi, dalam melaksanakan amanat Allah itu manusia harus selalu berpedoman kepada petunjuk-petunjuk-Nya, baik yang termaktub di dalam Al-Qur’an maupun yang diajarkan oleh Rasul-Nya, Muhammad Saw, sebagaimana terdapat dalam sunah-sunah-Nya. Manusia dalam melaksanakan amanat yang dipercayakan kepadanya dinilai sebagai pengabdian (ibadah) kepada Allah. Bahkan beribadah kepada Allah inilah yang dinyatakan sebagai fungsi utama diciptakannya jin dan manusia (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Untuk dapat melaksanakan fungsi sebagai khalifah Allah di bumi manusia harus bekerja keras, harus berjuang. Dalam kehidupan sehari-hari dapat disaksikan bagaimana harus selalu bekerja keras, untuk mempertahankan hidupnya sebagai makhluk berkehormatan, untuk menghembangkan kehidupannya dari taraf hidup yang sederhana menjadi taraf hidup yang maju. Untuk mencapai kualitas hidupnya, manusia harus selalu berjuang. Untuk mengangkat derajat kehidupan masyarakatnya, manusia harus selalu berjuang.
Dalam diri manusia sendiri terdapat dua kekuatan yang selalu berhadap-hadapan, saling berusaha memenangkan diri atas lawannya. Hati nurani dan hawa nafsu selalu berhadap-hadapan dalam diri manusia. Hati nurani selalu menarik kepada kebaikan dan kebenaran, sedang hawa nafsu selalu menarik kepada keburukan dan kesalahan. Untuk dapat memenangkan hati nurani atas hawa nafsu, manusia selalu berjuang dalam dirinya. Berjuang menundukkan hawa nafsu dinilai oleh Nabi sebagai perjuangan terbesar. Seseorang ketika mendengar suara adzan shalat subuh, menghadapi perjuangan dalam dirinya. Hawa nafsu selalu menggoda agar ia tidak usah segera bangun menunaikan shalat subuh, karena waktu subuh kan tidak segera habis. Tapi hati nurani justru menyuruh segera bangun, agar ia dapat menunaikan shalat subuh pada waktunya.
Ketika seseorang mencari nafkah, perjuangan pun dilakukan. Bekerja itu sendiri suatu perjuangan. Masih ditambah lagi dengan perjuangan apakah mengikuti bisikan hawa nafsu untuk memperoleh pendapatan tanpa memperhatikan hukum halal haram ataukah mengikuti ajakan bisikan hati nurani agar selalu menempuh jalan yang halal, yang haram dijauhi.
Untuk memperoleh pengetahuan diperlukan perjuangan. Untuk menyebarluaskan ajaran Islam diperlukan perjuangan. Yang sanggup berjuang akan memperoleh hasil, dan yang tidak sanggup berjuang tidak akan memperoleh apa pun. Bahkan yang benar, yang baik, tetapi tidak diperjuangkan, tidak akan tegak. Sedangkan yang salah, yang buruk, tetapi diperjuangkan, justru hidup di tengah-tengah masyarakat.
Memang tidak semua yang buruk dan yang salah untuk menyebarluaskannya diperlukan perjuangan. Tetapi ada kebatilan yang akhirnya meluas sebagai hasil perjuangan yang ulet. Agama yang tidak diridhai Allah tersebar luas di dunia, juga di Indonesia ini sebagai hasil dari perjuangan para penganutnya. Agama yang diridhai Allah akan mengalami kelemahan dalam kehidupan masyarakat jika tidak senantiasa diperjuangkan.
Benarlah firman Allah yang mengatakan bahwa manusia diciptakan oleh-Nya selalu dihadapkan kepada hal yang sukar dicapai, kecuali dengan perjuangan (QS. Al-Balad: 4). Tepat pula peringatan Allah bahwa hanya orang-orang yang mau berjuang di jalan Allah akan diberi petunjuk berbagai jalan-Nya (QS. Al-Ankabut: 69). Bekerja keras adalah perjuangan yang akan disaksikan Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin, yang diperoleh pula imbalannya di hadirat-Nya (QS. At-Taubah: 105).
Misi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi mungkar akan terpenuhi dengan perjuangan yang ikhlas, mengharapkan ridha Allah. Hidup, intinya adalah keyakinan dan perjuangan, demikian Ahmad Syauqi dalam puisinya.
Sumber: Ahmad Azhar Basyri, Uswah Hasanah dalam Muhammamdiyah, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 1996), hlm. 63-65.