Jum'at, 20 September 2024
Home/ Berita/ Merawat Muhammadiyah Itu Tidak Mudah

Merawat Muhammadiyah Itu Tidak Mudah

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Masih dalam suasana bulan Syawal, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar “Silaturahim Keluarga Besar Muhammadiyah 1441 H” secara daring yang diikuti oleh seluruh perwakilan anggota Majelis, Lembaga dan Ortom Muhammadiyah di tingkat Pusat, Wilayah, Daerah hingga Cabang Istimewa dari berbagai negara, Ahad (14/6).

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan bahwa permohonan maaf beserta pemaafan yang tulus melahirkan persaudaraan atas dasar iman yang tulus.

“Ukhuwah yang masuk ke hati, adalah sesuatu yang paling besar, mendasar dan paling kuat. Kita ingat pidato Kiai Dahlan tahun 1921 berjudul Tali Pengikat Hidup, antar pimpinan perlu menyatukan hati. Dengannya akan ada kesatuan pemikiran yang menghasilkan orientasi kita di dalam gerakan Persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya.

Haedar juga berpesan agar warga Persyarikatan mengaktualisasikan hasil ibadah Ramadan di masa pandemi dengan menjadi insan yang kesalehan individualnya berbuah tindakan ihsan bagi manusia dan lingkungannya.

“Bahwa dalam hidup ini tidak selamanya linier, ada suka duka. Kewajiban kita adalah sabar dan tawakal, siapa tahu kita menjadi insan yg semakin matang dalam berpikir dan bertindak, lalu kita menjadi umat yang unggul,” tambah Haedar.

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang besar bagi Haedar telah mengeluarkan dan menjalankan berbagai kebijakan yang berorientasi pada kemaslahatan umat Islam dan bangsa Indonesia secara umum dengan kesadaran pertanggungjawaban kepada Tuhan.

“Prinsipnya amar ma’ruf nahi munkar serta prinsip tajdid, menjadi prinsip kita. Insya Allah baik dalam hubungannya dengan pemerintah dan berbagai pihak selain prinsip organisasi, juga selalu menjaga marwah integritas dan komitmen Muhammadiyah. Kami tidak pernah keluar dari itu. Bahwa kami harus berkomunikasi dengan berbagai pihak, itu bagian dari hidup yang harus bersosialisasi dengan berbagai pihak,” ungkapnya.

Teladan dan pemikiran yang telah diwariskan oleh Kiai Dahlan beserta perangkat pemikiran dasar ber-Muhammadiyah oleh para tokoh generasi awal Muhammadiyah hingga keputusan Muktamar bagi Haedar perlu untuk terus dipertajam pemahaman beserta pengamalannya sebagai bekal di dalam kehidupan warga Persyarikatan.

“Kami sangat bersyukur atas tumbuhnya kemajuan dari seluruh pimpinan. Karenanya kami sangat berterimakasih atas perjuangan dari semuanya, baik pimpinan dari pusat hingga ke pelosok dan juga Ortom, semoga itu menjadi amal soleh yang bersambung ke surga,” imbuh Haedar sembari mengutip pesan dari Kiai Ahmad Dahlan untuk tetap tulus merawat Muhammadiyah meski tidak mudah. (afn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *