Jum'at, 20 September 2024
Home/ Berita/ IPM Diharapkan Berkembang Relevan Seiring Kemajuan Zaman

IPM Diharapkan Berkembang Relevan Seiring Kemajuan Zaman

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA-- Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Timur gelar Silaturrahim Syawalan Pelajar Muhammadiyah se-Jawa Timur dan Seminar Hasil Survey Covid-19 pada (15/6).

Dedi Kurniawan, Ketua PW IPM Jatim dalam sambutannya menjelaskan, ditengah masa pandemi sekarang ini PW IPM Jatim melakukan pilot project berupa survey mengenai pola keagamaan, sosial, maupun ekonomi yang berhubungan dengan pelajar.

Survery tersebut sebagai usaha PW IPM Jatim untuk merespon pengalaman pelajar Jatim di tengah masa pandemi. Dalam survey yang dilakukan, mengumpulkan kurang lebih 400 responden yang bukan hanya berasal dari intitusi pendidikan Muhammadiyah, melainkan juga dari ekternal.

Diharapkan dari data yang berhasil dihimpun setidaknya bisa menjadi representasi pelajar Jatim, serta kepada pemangku kebijakan data yang ada bisa digunakan sebagai naskah akademik dalam permusuan suatu kebijakan bagi kelompok pelajar Jatim.

Sementara, Emil Daradak, Wakil Gubernur Jatim merespon baik langkah-langkah yang dilakukan PW IPM Jatim. Ia juga mengaku senang, di tengah masa pandemi seperti sekarang ini, Ormas kepemudaan masih bisa tetap aktif menjalankan kegiatan sosialnya.

Ia juga mengajak kepada ormas kempemudaan, ulama, serta seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam penangulangan wabah covid-19. Usaha tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti taat protokol kesehatan, menjaga kebersihan, dan saling menjaga antara satu dengan yang lain.

“Di saat seperti ini perpecahan sangat mungkin terjadi, karena perbedaan pandangan ada juga perbedaan situasi. Ada yang khawatir dengan kesulitan ekonomi, juga ada yang sangat khawatir dengan perkembangan pandemi.” ungkap Emil

Namun demikian, menurut Emil ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa, bangsa yang kuat dan besar, serta umat yang unggul adalah yang mampu mengatasi perpecahan. Sebagai kata kunci untuk merawat persatuan dan menghindari perpecahan, ialah dengan membangun silaturahim.

Kepada IPM, Emil berpesan bahwa, sebagai generasi muda yang akan menentukan arah masa depan bangsa, kader-kader IPM unutuk senantias menjaga silaturahmi. Serta, sebutan milenial yang disandangkan kepada anak-anak muda harus berdampak linier dan positif.

Era digital yang mempermudah segala aktifitas generasi milenial, dikhawatirkan akan menciptakan generasi yang kurang gigih dan tidak militan. Sehingga diperlukan wadah bagai generasi milenial untuk menjaga militansi. Berangkat dari kekahwatiran-kekhawatiran yang ada, Ormas kepemudaan seperti IPM bisa memainkan peran penting dalam memperkuat dan menjaga militansi generasi milenial.

“Kreativitas tanpa batas tapi juga jadi batasan-batasan norma pun dilanggar. Saat ini banyak yang berjaya namun tidak menyuguhkan konten yang benar-benar membangun.” tuturnya

Emil berharap, IPM bisa berkembang secara relevan dengan kemajuan hari ini namun juga bisa tetap bisa mempertahankan prinsip idealisme yang diwariskan pendahulunya.

Relevansi IPM menjadi sangat penting bukan hanya sebagai jenjang antara untuk naik ke Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) atau ke Pemuda Muhammadiyah (PM), tetapi IPM adalah suatu proses untuk membangun generasi muda Indonesia yang tidak semua bisa mengenyam pendidikan tinggi.

“yang salah adalah yang mengasumsikan pendidikan berhenti saat sudah mendapatkan ijazah, semangat belajar dan semangat untuk menjadi orang yang terus berkembang ini adalah semangat yang harus berjalan sepanjang hayat.” tukas Emil.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *