Jum'at, 20 September 2024
Home/ Berita/ Model Keberagamaan Seorang Muslim

Model Keberagamaan Seorang Muslim

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan kajian secara virtual bersama civitas akademika Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada Selasa (19/6). Dalam kesempatan tersebut, Haedar menyampaikan tentang pentingnya memahami model keberagamaan seorang muslim.

“Model keberagamaan muslim, baik pribadi maupun kelompok, adalah model yang khair, yang baik, sekaligus yang wasathiyah, yang tengahan. Tetapi juga punya peran sejarah menjadi syuhada ‘alan nas. Khair, wasathiyah, dan syuhada ala al-nas, dengan tiga hal itu sudah cukuplah kalau dielaborasikan,” ujar Haedar.

Haedar menjelaskan bahwa seluruh nilai-nilai yang khair baik menurut agama maupun hati nurani, dan baik menurut masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, maka itu harus menjadi model hidup seorang muslim dalam beragama dan bermasyarakat. Kalau sekiranya yang khair dapat diaplikasikan secara maksimal maka akan berdampak baik pada sistem hukum dan sistem negara.

“Wasathiyah itu beragama yang tengahan, antara dunia dan akhirat seimbang. Antara ruhani dan jasmani seimbang. Ruhaninya kaya dan jasmaninya sehat. Maka orang Islam itu harus belajar tentang sehat dalam menjaga pola hidup. Misalnya, tidak pernah orang Islam makan kekenyangan karena berhenti sebelum kenyang. Puasa juga demikian,” tutur Haedar.

Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini kemudian tiba pada satu kesimpulan bahwa Islam merupakan solusi hidup yang mampu menjadi guidance. Hal tersebut tersirat misalnya dalam salah satu kompenen maqashid syariah yaitu menjaga jiwa.

“Elaborasi antara takwa, iman, islam, dan ihsan akan membentuk sifat-siafat yang khair, wasathiyah dan syuhada ala al-nas,” kata Haedar.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *