Jum'at, 20 September 2024
Home/ Berita/ UM Purworejo Harus Membangun Pondasi AIK yang Kuat

UM Purworejo Harus Membangun Pondasi AIK yang Kuat

MUHAMMADIYAH.ID, PURWOREJO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir pada Jumat (19/6) hadir secara daring dan memberikan amanat dalam penyerakan SK Badan Pengurus Harian (BPH) UM Purworejo periode 2020-2023.
 
Haedar mengatakan, secara normatif BPH berfungsi sebagai wakil persyarikatan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang tugasnya mengontrol dan mengawasi tetapi sekaligus membina para pimpinan sekaligus para institusi kelembagaan UM Purworejo.
 
Dalam konteks pembangunan, BPH harus punya pemahaman bagus dalam pembangunan dan peran BPH sebagai wakil persyarikatan disatu sisi punya otoritas tetapi dipihak lain otoritas ini digunakan sebagaimana mestinya sehingga dalam membangun ini penting.
Sementara dalam pembinaan AIK (Al-Islam Kemuhammadiyah) pondasi yang dibagun UM Purworejo harus kuat.
 
“Semaju-majunya universitas kita kalau AIK-nya tidak kuat itu nanti ada masalah. Kenapa, karen perguruan tinggi kita perguruan tinggi Muhammadiyah harus punya identitas Al-Islam Kemuhamamdiyahan tentu AlK yang sudah menjadi rujukan Manhaj Tarjih bukan AIK gaya masing-masing, kalau pengembangan boleh tetapi pondasi AIK harus bagus,” tutur Haedar.
 
Pimpinan itu dari tingkat universitas dari atas sampai ke bawah harus mau belajar. 
“Nah, ini tugas BPH, tetapi cara memahamkan dan membinanya harus bagus dan pendekatannya harus bagus,” imbuh Haedar.
Haedar juga meninlai perlu adanya kajian AIK.  
 
“Dalam AIK pandangan keagamaan  Muhammadiyah harus dikenalkan dengan pendekatan bayani, dan tekstual pun harus kaya, jangan hanya satu pendekatan saja, dengan burhani (pendekatan keilmuan) tafsirnya harus multiaspek, kontekstual maju dan tajdid. Nah yang ketiga pendekatan irfani (dengan akhlak) atau pendekatan ikhsan. Di Muhammadiyah itu perlu ikhan, karena sering ikhsannya kurang soal amar ma’ruf nahi mungkarnya kadang jiwa dakwahnya kurang hidup. Dakwah itu kan bil hikmah wal mauizatil hasanah wal mujadalah, allatii hiya ahsan,” tutur Haedar.
 
Aspek terakhir yang perlu menjadi perhatian BPH adalah komunikasi, membangun komunikasi BPH dengan Rektor itu bagus dan juga dengan persyarikatan, BPH harus menjadi jembatan penghubung.
“BPH harus menjebatani jangan malah menjadi paket tidak bagus. Kalau ada masalah selesaikan dengan internal dan musyawarah harus dilakukan. Asalkan tahu  tupoksinya masing-masing disertai dengan komunikasi itu tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan,” tegas Haear.
 
Terakhir, Haedar berharap UM Purworejo dapat semakin maju menjadi kebanggaan di Jawa Tengah maupun secara nasional. 
 
“Dan saya percaya kemajuan UM Purworejo seiring dengan pertumbuhan Purworejo sebagai kota satelit yang terus bertumbuh menjadi kota yang berkembang baik. Selamat mudah-mudahan Allah merihdoi kita dan tetap ikhlas menunaikan tugas-tugas tercinta di kampus Muhamamdiyah ini,” pungkas Haedar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *