MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar pada Sabtu (4/7) silaturahim ke Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta dan diterima langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Boy mengatakan, silaturahim tersebut sebagai bentuk ajakan kepada PP Muhammadiyah untuk bersama-sama memberikan pemahaman kepada generasi muda, karena banyak generasi muda yang terkena propaganda kekerasan.
“Kekerasan yang seolah bernilai perjuangan. Untuk itu kita butuh tokoh-tokoh bangsa, khususnya dari Muhammadiyah untuk bisa memberikan pencerahan kepada kita semua,” ujar Boy.
Sementara Haedar mengatakan bahwa PP Muhammadiyah menyambut baik dan hangat atas silaturahim Kepala BNPT, yang utamanya silaturahim ini untuk meningkatkan persaudaraan antara Muhammadiyah dan BNPT dalam usaha pencegahan berbagai macam bentuk terorisme, ekstrimisme yang juga kaitannya dengan tindakan ekstrimisme berlatarbelakang agama.
Pada dasarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang moderat, damai, toleran, dan bisa berinteraksi dengan siapa saja dalam keberbedaan. “Ketika kita ingin melakukan langkah moderasi tentu akan sejalan dengan kultur yang ada Indonesia. Dalam konteks ini, langkah-langkah moderasi yang sudah diprakarsai BNPT dan pencegahannya sudah demikian juga Kementrian Agama dengan moderasi beragama, Muhammadiyah juga dengan langkah-langkah moderasi di dalam catatan dan kehidupan kemasyarakatan sosial, maka insyaAllah program pencegahan terorisme akan menjadi langkah yang tersistem dengan baik dan kita harapakan akan semakin berhasil,” harap Haedar.
Haedar juga menuturkan bahwa sebagai bangsa yang besar tentu selalu ada masalah, dan apa yang disampaikan Ketua BNPT tentang radikalisme, ekstrimisme dan terorisme ada di kelompok agama atau separatisme itu bagian dari tanggung jawab yang perlu kita selesaikan bersama.
“Muhammadiyah sebagai ormas yang turut mendirikan republik ini juga terus terpanggil untuk tetap menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang moderat untuk tidak terjebak dalam lingkup ekstrimisme, terorisme yang merugikan diri sendiri, kelompok dan sesama,” tutup Haedar.