MUHAMMADIYAH.ID, BOJONEGORO – Menyikapi Arah Pendidikan dan Isu Reshuffle Ikatan Mahasiswa muhammadiyah (IMM) Ahmad Dahlan STIT Muhammadiyah Bojonegoro gelar Webinar Nasional dengan tema Kebingungan Arah Pendidikan: Kritik Mendikbud Nadiem Makariem, Perlukah di reshuffle?, pada Ahad (5/7) melalui Zoom Meeting Cloud.
Diikuti puluhan Mahasiswa STIT Muhammadiyah Bojonegoro, agenda ini sebagai salah satu upaya kepedulian terhadap bangsa untuk memperjuangan hak sebagai rakyat.
Hal itu disampaikan Ketua IMM STIT Muhammadiyah Bojonegoro, Moch Sulton Ulum Bimasdhom. Yang tak lupa menyampaikan sebagai mahasiswa Muhammadiyah harus aktif dan kritis demi kepentingan umat dan bangsa.
Diskusi tersebut menghadirkan para tokoh hebat antara lain Suli Da’im,S.Pd,.MM, Ketua LHKP Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa timur dan Ketua Korwil Fokal IMM Jawa Timur, Najih Prastiyo,S.HI,.MH, Ketua Umum DPP IMM periode 2018-2020, Arif Adi Wibowo,Ssi,.MT, Dosen Universitas Indonesia, Ketua Badan strategi bisnis CNN Indonesia dan PP ISNU dan Natasha Devianti,S.Sip,MM, Anggota DPRD Bojonegoro Komisi C, dimoderatori langsung Ketua IMM STIT Muhammadiyah Bojonegoro, Moch Sulton Ulum Bimasdhom.
Suli Daim menyampaikan, Mendikbud Nadiem Makarim sampai saat ini masih belum menyampaikan kepastian tentang proses belajar mengajar di Sekolah. Dasim menganggap keputusan tentang formulasi delapan poin terkait ajaran baru dan kapan masuk sekolah dirasa masih mengambang.
“Sederhana saja ketika yang bersangkutan menyebutkan bahwa sekolah yang ada di zona hijau dibuka atau rendah kasus korona bisa di kendalikan boleh dibuka dengan belajar tatap muka. Faktanya zona hijau hanya 6 % dari total jumlah peserta didik,” tegasnya.
Keputusan apapun yang akan diambil kementrian pendidikan dan kebudayaan semestinya memperhatikan juga proses pengajaran dan pembelajaran yang sebenarnya di tunggu- tunggu pihak manajemen sekolah. Dalam hal ini merujuk pada pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan peserta didik. Daim mengatakan semestinya telah ada evaluasi pembelajaran daring yang selama ini telah terselenggara sejak maret. Evaluasi inilah yang kemudian harus dijadikan acuan pengambilan keputusan.
Seperti yang kita ketahui pembelajaran jarak jauh juga masih terkendala banyak hal. Apakah itu sudah dievaluasi?. “Sehingga ketika masuk ajaran baru Sudah ada upaya dan langkah-langkah yang jelas konsep pembelajaran jarak jauh dalam jaringan ini sudah ada solusi. Sekarang yang bisa pembelajaran jarak jauh hanya jaringan internetnya yang memungkinkan saja. Langkah kolaborasi dengan bebagai departemen itu penting saat ini kan belum ada tanda-tanda bahwa dari bagian yang di upayakan oleh kementriaan pendidikan,” jelasnya.
Sayangnya kendala yang terjadi, menurut Daim, para pendidik dan tenaga pendidikan tidak di siapkan secara lebih matang. Bagaimana melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan efektif dan efisien? tidak ada formulasi yang jelas. Disini menjadi peran Pemerintah mampu mengumpulkan para pakar dan tokoh pendidikan tingkat nasional dan bahkan internasional jika perlu untuk memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para pendidik agar terjadi perbaikan dalam proses belajar mengajar pada tahun ajaran baru.
Sementara itu, Ketua Umum DPP IMM mengatakan secara prinsip Pendidikan menjadi aspek penting dalam kehidupan bernegara. “Maka saya mengatakan konteksnya ketika kita berbicara pendidikan, maka Pemerintah yang harus bertanggung jawab penuh untuk mendristribusikan orang-orang yang lebihnya kompeten,” kata dia.
Seyogyanya, kata Najih, ketika pendidikan menjadi salah satu tombak yang paling penting dalam kehidupan berbangsa maka pendidikan harus kemudian diisi orang – orang yang punya kapabilitas dan kapasitas yang sesuai dengan fungsinya tanpa mereduksi kemampuan Menteri Pendidikan saat ini.
“Salah satu kebanggaan saya kepada presiden jokowi ini adalah mengangkat Mas Nadiem ini masuk kedalam kabinet tapi kemudian melihat hasil kinerja ya kita harus objektif dalam hal ini. Maka sekali lagi pendidikan hal penting dan kemudian butuh untuk kita kritisi dengan cara baik dan cara elegan,” ujarnya. (Syifa)
Sumber : IMM Bojonegoro