MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Masa pandemi Covid-19 yang terus berlanjut tidak hanya memaksa Muhammadiyah memundurkan agenda Muktamar ke-48 dari bulan Juli ke Desember, tetapi juga membuat Muhammadiyah menyelenggarakannya dalam bentuk daring.
Adaptasi peralihan sementara bentuk Muktamar dari luring ke daring sesuai protokol kesehatan dan maqashid Syari’ah, justru memberi kesempatan bagi Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dari seluruh dunia untuk turut bergabung dalam sidang bersama Pimpinan Pusat, Wilayah dan Daerah.
Memberikan sambutan Sidang Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Ahad (19/7) dengan nada bergetar Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini menjelaskan bahwa agenda penting Persyarikatan harus tetap berjalan, termasuk ikhtiar melawan pandemi.
“Pertama, situasi pandemi yang belum menunjukkan tanda-tanda melandai khususnya di negeri kita menjadi pertimbangan yang kuat demi tanggung jawab Persyarikatan dalam menjaga kehidupan secara pribadi, sosial kemasyarakatan, keumatan, kebangsaan dalam menjaga dampak pandemi yang lebih luas,” jelasnya.
“Kedua, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sejak awal terjadi pandemi di Indonesia pada awal Maret (2020) telah memastikan diri sebagai organisasi yang memiliki keberpihakan yang kuat dengan jihad melawan pandemi Covid ini melalui MCCC yang dibentuk Pimpinan Pusat hingga ranting yang sampai saat ini masih berjibaku melakukan ikhtiar-ikhtiar dan kontribusi bagi negeri yang tercinta ini di saat pandemi masih memprihatinkan,” lanjutnya.
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah menurut Noordjannah harus tetap konsisten, teguh dan sabar dalam jihad melawan pandemi dan menebar kebaikan yang didasarkan pada ketentuan agama dan ilmu pengetahuan sebagai ciri Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang berkemajuan.
“Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tetap teguh menghadapi dan mencari solusi dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh dan senantiasa memohon kepada Allah, berdoa agar pandemi ini segera diangkat,” imbuh Noordjannah.
Ketiga, Noordjannah menjelaskan perubahan gelaran Tanwir dalam bentuk daring telah diatur oleh regulasi organisasi menyesuaikan dengan situasi yang ada agar agenda Persyarikatan tetap berjalan sesuai kaidah yang ditetapkan.
“InsyaAllah ini menunjukkan organisasi kita sebagai organisasi yang kokoh berkemajuan,” ucap Noordjannah.
“Tentu Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah akan terus berkontribusi ikut memberikan solusi tanpa pamrih, tanpa ingin mendapatkan pujian karena watak Persyarikatan adalah membantu negeri yang sedang prihatin. Oleh karena itu permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita menjadi bagian yang selalu Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tegar untuk memperhatikan dan mencari solusi,” tutupnya. (afandi)