Kamis, 16 Januari 2025
Home/ Berita/ 'Aisyiyah, Ibu Negeri yang Tidak Berdiam Diri di Saat Pandemi

'Aisyiyah, Ibu Negeri yang Tidak Berdiam Diri di Saat Pandemi

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – ‘Aisyiyah sebagai Ibu Negeri tidak boleh tinggal diam apalagi tenggelam dalam kesedihan disaat pandemi Covid-19 melanda, ‘Aisyiyah justru memilih berbuat untuk memberikan solusi pada permasalahan bangsa lewat kiprahnya melalui berbagai macam usahanya dibidang pendidikan, kesehatan dan sosial ekonomi dan semuanya untuk membawa kemajuan umat dan bangsa.

Hal itu disampaikan Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dalam Iftitah Pembukaan Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, pada Ahad (19/7) lewat daring.

‘Aisyiyah sebagai Ibu Negeri ini pernah disematkan oleh Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI pada saat memberikan Kuliah Umum di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang menyebutnya ‘Aisyiyah sebagai Ibu Negeri, karena Muhammadiyah ikut mendirikan republik Indonesia.

Melihat situasi pandemi yang saat ini dirasakan bangsa Indonesia, ‘Aisyiyah sebagai Ibu Negeri kata Noordjannah menjadi kerpihatinan karena dampaknya sangat luas bagi perempuan, anak-anak dan saudara kita yang dhuafa’ mustadzafin yang kemudian telah dinyatakan bahwa kemiskinan akan sangat meningkat.

“Kondisi ini menjadi tanggung jawab negara tentu Muhammadiyah ‘Aisyiyah akan terus berkontribusi ikut memberikan solusi tanpa pamrih tanpa mendapatkan iming-iming dan tanpa harus mendapatkan pujian karena watak jiwa persyarikatan adalah selalu membantu negeri yang sedang prihatin” kata Noordjannah.

Noordjannah juga mengatakan bahwa pandemi Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia tidak menghalangi ‘Aisyiyah untuk memperkokoh gerakannya sehingga dapat memberi solusi kebaikan untuk negeri.

Bebagai gerakan ‘Aisyiyah dimasa pandemi kata Noordjannah dalam rangka iktiar agar usaha dan progam-progam ‘Aisyiyah tetap berlangsung dan mampu bertahan dalam situasi pandemi sebagai manifestasi jihad di jalan Allah.

“Walladzina jahadu fina lanahdiyannahum subulana. (QS. Al-Ankabut ayat 69). Janji Allah demikian, Amal Usaha ‘Aisyiyah yang sangat banyak ksususnya pendidikan ditingkat PAUD dan Kanak-kanak ‘Aisyiyah sungguh merasakan dampak dari pandemi ini. Oleh karena itu, ikhtiar bersungguh-sungguh agar bertahan kita didalam menjalankan amal usaha menjadi bagian tanggung jawab kita bersama,” kata Noordjannah.

Bagi Noordjanah Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang digelar melalui virtual daring memberikan kesan istimewa dan mengharukan bagi Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yang digelar pada situasi masa pandemi untuk mengagendakan dan membicarakan organisasi besar seperti Persyarikatan Muhammadiyah termasuk ‘Aisyiyah.

“Tanwir kali merupakan era baru bagi ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muslim yang besar didalam menjalankan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar untuk umat, bangsa dan kemanusiaan semesta. Semoga era virtual digital ini bisa kita laksanakan dan penuh dengan khidmat, keprihatinan serta ikhtiar yang sungguh-sungguh,” kata Noordjannah.

Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah akan membahas agenda penting yakni mengenai waktu kemunduran Muktamar karena dampak Covid-19 serta hal-hal strategis organisasi sampai berlangsungnya Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48.

Adapun dasar pijakan yang kuat baik secara organisasi maupun pijakan keagamaan mengenai mundurnya pekaksanaan Muktamar ke-48 disampaikan Noordjanah sebagai berikut:

Pertama, situasi pandemi yang belum menunjukan tanda-tanda melandai khususnya di negeri kita yang menjadi pertimbangan kuat demi tanggung jawab persyarikatan dalam menjaga kehidupan pribadi, sosial kemasyarakatan, keumatan, kebangsaan dalam mencegah dampak pandemi yang lebih luas.

Kedua, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sejak awal terjadi pandemi Covid-19 pada awal Maret 2020 telah memastikan diri sebagai organisasi yang memliki keperpihakan yang kuat dengan jihad melawan pandemi Covid-19 melalui MCCC yang sudah dibentuk Pimpinan Pusat Muhamadiyah dan sudah terbentuk sampai tingkat ranting yang sampai saat ini masih berjibaku melakukan ikhtiar-ikhtiar dan memberikan kontribusi bagi negeri yang tercinta ini  disaat pandemi masih memprihatinkan.

Ketiga, regulasi organisasi memberikan jalan keluar bagi organisasi besar yang kita cintai ini dalam menghadapi berbagai persoalan agar tetap berjalan sesuai kaidah dan peraturan organisasi yang sudah ditetapkan.

Berdasarkan pada pencermatan itulah kata Noordjannah Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 yang bersamaan dengan Muktamar Muhammadiyah ke-48 serta seluruh persiapan dan kepanitiaan Muktamar. Maka, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah sebagai penanggung jawab Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 bersepakat bahwa pelaksaaan Muktamar menyesuaikan dengan kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai induk organisasi dan membasnya dalam sidang Tanwir hari ini. (Andi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *