MUHAMMADIYAH.ID, SEMARANG – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Tengah menggelar Apel Pelajar dalam rangka memperingati Milad IPM yang ke-59 pada hari Sabtu (18/07). Apel Pelajar diikuti oleh Pimpinan Ranting, Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah IPM se-Jawa Tengah dan turut disaksikan oleh alumni-alumni IPM/IRM serta didampingi oleh KH. Wahyudi, M.Pd, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah.
Meskipun diselenggarakan secara online melalui aplikasi Zoom, upacara Apel Pelajar tetap berlangsung secara khidmat seperti penyelenggaraan upacara pada umumnya. Terdapat pembina upacara, pemimpin upacara, dan pembawa acara. Uniknya seluruh peserta upacara tetap berdiri menghadap kamera ditempatnya masing-masing.
Agus Saepudin bertugas sebagai pemimpin upacara berada di Kabupaten Cilacap, sementara itu Ketua Umum PW IPM Jawa Tengah Ipmawan Nurul Huda menjadi pembina upacara Apel Milad ke-59 IPM berada di Kantor PWM Jawa Tengah.
Pidato Milad disampaikan Ketua Umum PW IPM Jawa Tengah Ipmawan Nurul Huda. Dalam pidatonya Nurul Huda menyampaikan 2 hal yang mendesak sehingga melahirkan organisasi IPM.
“Banyak faktor yang menjadi sebab IPM didirikan, namun terdapat 2 hal besar yang menjadi latar belakang Ikatan Pelajar Muhammadiyah harus segera berdiri dan disahkan pada saat itu (tahun 1961), pertama sebagai gerakan amar ma’ruf nahi munkar dikalangan pelajar dan yang kedua sebagai wadah perkaderan seiring semakin berkembangnya sekolah-sekolah dan pelajar-pelajar Muhammadiyah,” kata dia.
“Karena 2 hal yang mendesak tersebut maka Ikatan Pelajar Muhammadiyah disahkan pada sidang Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Kota Solo pada tanggal 18 Juli 1961 sekaligus menandai telah lahirnya peradaban baru bagi pelajar-pelajar muhammadiyah,” imbuhnya.
Wahyudi, M.Ag, Sekretaris PWM Jateng menyampaikan apresiasi terhadap kreatifitas yang dikembangkan oleh kader-kader IPM. “Saya merasa bahagia dan kagum kepada kader-kader IPM Jawa Tengah meskipun dalam situasi Pandemic Covid-19 mampu menghadirkan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan inovatif sesuai dengan karakter anak-anak muda saat ini. Memasuki usia yang ke-59 tahun, di era millennial ini, IPM semakin tangguh dan semakin memberikan kontribusi kepada masyarakat,” ungkapnya.
Menurutnya, IPM harus membekali diri dengan kemampuan keimanan dan ketaqawaan dengan baik, kemampuan akhlakqiyah dan kemampuan 4C (colaboration, comunication, critical thingking, creativity).
“Dengan berbekal semua itu, harapannya IPM semakin berkarya, dan berkontribusi dan mencerahkan bangsa dan negara,” pungkasnya. (Syifa)