Salah satu bulan yang memiliki keistimewaan selain bulan Ramadhan adalah Dzulhijjah. Hal tersebut diungkapkan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman dalam Pengajian Tarjih edisi ke-93 dengan tema Protokol Kesehatan Pelaksanaan Salat Idul Adha pada Rabu (22/07).
Menurut Agus, keutamaan bulan Dzulhijjah di antaranya bisa melakukan sejumlah amalan sunah, mulai dari sedekah, puasa, kurban, hingga salat Idul Adha yang jika dikerjakan tentu saja akan mendapatkan pahala. Namun karena situasi dan kondisi saat ini sedang dilanda Pandemi Covid-19, maka ada beberapa prosedur teknis kesehatan yang mesti ditaati.
“Saat ini, wabah ini belum usai. Pandemi masih terus di berbagai negara angkanya masih menaik, termasuk di negara kita. Jadi, jangan sampai kita menganggap bahwa wabah ini sudah usai kemudian kita lupa menjalankan kegiatan tanpa mengacu pada prinsip-prinsip Islam ketika sedang menghadapi wabah,” kata Agus.
Agus menerangkan bahwa Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui MCCC mengeluarkan panduan protokol kesehatan ketika menjalankan rangkaian Idul Adha. Persyarikatan Muhammadiyah telah mengeluarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2020 yang memutuskan bahwa hari raya Idul Adha 10 Zulhijah 1441 H jatuh pada hari Jumat, 31 Juli 2020 M. Agus berharap agar warga Muhammadiyah dan umat Islam mematuhi segala protokol kesehatan saat melakukan ritual-ritual keagamaan di bulan Dzulhijjah ini.
“Hal ini kita lakukan karena mengamalkan perintah Rasul agar jangan melakukan perbuatan yang membahayakan diri kita, dan membahayakan orang lain. Pada dasarnya protokol kesehatan rangkaian Idul Adha di tengah pandemi ini adalah untuk mencegah terjadinya penularan dan jangan sampai tempat ibadah kita menjadi kluster baru penularan. Umat Islam harus jadi teladan dalam mengatasi penyebaran wabah ini,” terang Agus.
Dalam kondisi virus yang tengah mewabah, lanjut Agus, seluruh pihak diimbau untuk tetap disiplin dalam menjaga kesehatan dan pola hidup sehat. Salah satu protokol kesehatan yang sering diabaikan ketika berada di luar rumah adalah memakai masker. Agus menegaskan bahwa pemakaian masker dapat mencegah penyebaran virus Corona. Karenanya ketika pelaksanaan Salat Id sudah semestinya semua jamaah agar menutupi mulut serta hidung dengan masker.
“Data baru yang dilaporkan sekarang ini yang banyak adalah penderita-penderita yang dulu dikenal sebagai OTG (orang tanpa gejala). Maksudnya, dia positif terkena Covid-19 tetapi tanpa gejala karena memiliki kekebalan tubuh yang baik. Para pakar menyebut bahwa yang seperti ini sangat potensial menyebarkan virus,” imbuh Agus.
Selain penggunanaan masker, terang Agus, penting untuk tetap jaga jarak dengan siapapun dan mencuci tangan. Jaga jarak fisik setidaknya 2 meter dengan siapapun dan senantiasa rajin membasuh tangan dengan sabun sangat efektif menekan laju penyebaran Covid-19.
“Maka nanti ketika kita Salat Id, protokol-protokol kesehatan itu mesti kita jalankan. Karena Covid-19 masih belum terkendali, di mana-mana kasusnya masih meningkat, di daerah yang memang zona merah, tetap pelaksanaan Salat Idnya di rumah dengan terbatas. Di daerah zona yang terkendali, Salat Id bisa dilakukan di area terbuka yang bisa dilakukan dengan protokol kesehatan dan terkendali,” ujar Agus.
Sebelum memasuki tempat ritual Salat Id, Agus menganjurkan agar setiap jamaah yang akan hadir dicek suhu tubuhnya dengan termogram. Penggunaan termogram ini dapat merekam suhu seseorang dengan cepat dan mudah sehingga menyeleksi setiap jamaah yang hendak melakukan Salat Idul Adha.
“Penggunaan termogram akan membantu. Alasan memakai termogram karena alat ini bisa mengukur suhu tanpa harus bersentuhan. Jarak kurang lebih 12 cm, ditembakkan, akan ketangkap sensor kemudian terekam dan terbaca di layar dalam bentuk angka dan terbaca suhunya,”
Dalam prosesi khutbah, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah beserta MCCC menyarankan agar khutbah Idul Adha tidak berkepanjangan. Bagi Agus, kenyamanan dan kesehatan jamaah harus menjadi prioritas utama.
“Nah terkait dengan sehari sebelum idul Adha, tempat pelaksanaan Salat Idul Adha itu sebaiknya disemprot dengan disinfektan. Catataan dari MCCC, menyemprot mesti hati-hati. Takarannya yang pas sesuai jangan berlebihan. Yang disemprot juga daerah-daerah yang berpotensi terkena itu,” pungkasnya.