Minggu, 19 Mei 2024
Home/ Berita/ Khutbah Idul Adha: Qurban dan Amal Kebajikan

Khutbah Idul Adha: Qurban dan Amal Kebajikan

Khutbah Idul Adha

QURBAN DAN AMAL KEBAJIKAN

10 Dzulhijjah 1441 H / 31 Juli 2020 M

Oleh Prof Dr H Haedar Nashir

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan yang telah menganugerahkan banyak nikmat yang tak berbilang bagi seluruh hamba-Nya. Lebih-lebih nikmat iman bagi segenap kaum muslimin. Salawat dan salam tercurah untuk Nabi Muhammad, Rasul pembawa risalah Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Keselamatan semoga dilimpahkan pula bagi para sahabat, keluarga, dan umat muslim sampai akhir zaman.

Pagi hari ini segenap kaum muslimin di seluruh tanah air dan sejumlah negeri menunaikan shalat ‘Idul Adha 10 Dzuhlizah 1441 Hijriyah. Segenap kaum muslimin mengumandangkan takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih  sebagai wujud penghambaan diri kepada Dzat Rabbil-‘Izzati. Semua bersimpuh diri menunaikan sunnah Nabi untuk meraih ridha dan karunia Ilahi.

Idul Adha tahun ini diselenggarakan dalam suasana pandemi Covid-19. Pandemi ini telah menjadi musibah di seluruh negara, termasuk di Indonesia. Lebih dari tujuh juta terinfeksi positif dan lebih dari 400 ribu jiwa meninggal di seluruh negara. Di negeri kita juga telah banyak yang terkena positif dan meninggal dunia. Jika kita tidak disiplin dan menjaga diri, serta karena belum sitemukan vaksinnya, virus korona masih merupakan ancaman bagi keselamatan manusia. Karenanya kita harus tetap waspada dan seksama sebagai bagian dari ikhtiar, sekaligus sabar dan tawakal kepada Allah.

Musibah itu bagi kita orang beriman tidak lepas dari kekuasaan Allah. Allah berfirman dalam Al-Quran:

 

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS At-Taghabun: 11).

Karenanya janganlah kita mengeluh, marah, putus asa, dan kehilangan optimisme dalam menghadapi musibah ini. Jangan pula menyepelekan dan menganggap ringan musibah ini, karena amenyangkut jiwa manusia. Menyelamatkan satu jiwa itu sangatlah berharga, sama dengan menyelamatkan seluruh jiwa umat manusia (QS Al-Maidah: 32).  Jadikan musibah ini sebagai ujian agar kita tetap sabar dan sungguh-sungguh dalam mencari jalan keluar dengan tetap berserah diri kepada Allah Yang Maha Rahman Rahim dengan keikhlasan yang tinggi.

Kaum Musilim Rahimakumullah

‘Idul Adha sering disebut ‘Idul Qurban, artinya Hari Raya Penyembelihan. Kata kurban (qurban) berasal dari bahasa Arab artinya sesuatu yang dekat atau mendekatkan, yakni dekat dan mendekatkan diri kepada Allah yang memerintahkan ibadah ini. Qurban sering disebut udhhiyah atau dhahiyyah artinya hewan sembelihan, fisiknya hewan yang disembelih, tetapi hakikatnya ialah pengorbanan dan pengabdian diri sepenuh hati kepada Ilahi Rabbi.

Ibadah qurban secara khusus dikaitkan dengan kisah Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Allah berfirman dalam Al-Quran yang artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shaaffaat: 102-107).

Secara fisik ibadah qurban ialah berkorban materi atau seekor hewan. Lebih dari itu secara ruhani berqurban hakikatnya melawan hawa nafsu menuju tangga taqwa. Allah  berfirman dalam Al-Quran:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Daging-daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.“ (QS Al-Hajj : 37).

Orang yang bertaqwa ialah muslim yang taat menjalankan perintah-perintah Allah, menjauhi segala larangan-Nya, serta menjalankan amal kebaikan dalam segala aspek kehidupan. Dengan demikian, melalui Idul Adha dan Ibadah Qurban hendaknya setiap insan muslim semakin bertaqwa baik dalam hubungan dengan Allah (habluminallah) maupun hubungan dengan sesama (habluminannas) yang membuahkan segala  kebaikan hidup di dunia menuju kebahagiaan hakiki di akhirat kelak. Wujudkan segala sifat taqwa dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan relasi kemanusiaan universal yang berbuah rahmat bagi semesta alam.

Kaum Musilim Rahimakumullah

Dengan Idul Adha dan ibadah korban semestinya setiap muslim menjadi orang-orang yang menebar kebaikan dalam kehidupannya. Pada suatu kali Nabi ditanya, “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka bertanya: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka bertanya lagi: “Kalau bulu-bulunya?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah).

Muslim yang beridul-adha dan berqurban dengan khusyuk harus menjadi insan yang saleh, zuhud, dan berjiwa muraqabah atau merasa selalu diawasi Allah. Jadilah muslim yang senantiasa ikhlas, syukur, sabar, jujur, amanah, adil, ihsan, dan taat kepada Allah serta menjalankan Sunnah Rasulullah. Jadilah isan yang sidiq, amanah, tabligh, fatanah, dan segala kebajikan hidup sebagaimana uswah hasanah  Nabi utusan Allah. Sebaliknya, jadilah hamba-hamba Allah yang menjauhi segala larangan-Nya seperti berbuat keburukan, dusta, hianat, dosa, amarah, permusuhan, dan kemunkaran yang dimurkai Allah serta merugikan diri dan lingkungan.

Segenap insan muslim penting menjadikan Idul Adha dan Berqurban sebagai jalan perubahan menebar kebaikan hidup bagi sesama. Selain menjadikan diri semakin dekat dengan Allah (taqarrub ila Allah) yang membentuk keshalehan diri, dengan Idul Adha dan Berqurban setiap muslim semakin tergerak berbuat keshalehan bagi sesama. Mari sebarluaskan semangat altruisme yakni kerelaan berkorban bagi kehidupan bersama untuk membangun kebersamaan dalam kehidupan di masyarakat, sesama umat Islam, dan seluruh keluarga bangsa.

Muslim yang menunaikan yang beridul-adha dan berqurban dapat mengembangkan kebiasaangemar menolong, berbagi rizki, melapangkan jalan orang yang kesulitan, mengentaskan mereka yang lemah, membela orang yang terrzalimi, suka meminta dan memberi maaf, mengedepankan kepentingan orang banyak, dan berbagai kebaikan sosial yang utama. Sebaliknya hindarkan diri dari segala bentuk kerakusan yang merugikan orang lain dan menimbulkan kerusakan hidup seperti korupsi, berbuat aniaya terhadap sesama, rakus dan merugikan orang lain, merusak alam, serta segala tindakan amoral dan asosial.

Di musim Covid-19 saat ini malah terbuka peluang dan dibolehkan oleh syariat Islam untuk mengalihkan korban hewan ternak ke dalam bentuk lain yaitu dananya disalurkan untuk saudara-saudara kita yang sangat membutuhkan atau kaum dhu’afa. Nilai ibadah dan pahalanya sama, sehingga tidak perlu khawatir tidak menjadi ibadah. Segala bentuk ibadah dan amal shaleh jika dilakukan dengan niat yang ikhlas dan dibenarkan syariat Islam maka akan memperoleh pahala di sisi Allah SWT.

Kaum Musilim Rahimakumullah

Di akhir khutbah ini marilah kita bermunajat kepada Allah agar usai ‘Idul Adha kita kaum muslimin makin menjadi insan yang shaleh, yang mau berkorban dalam menunaikan kebajikan dan ketaqwaan. Seraya dengan itu insan beriman harus berani menjauhi yang buruk dan munkar agar kehidupan dilimpahi berkah Allah.

Hidup di dunia ini sejatinya fana yang harus diisi dengan iman, ilmu, dan amal shaleh yang membawa keselamatan di akhirat kelak nan abadi. Jadikan kehidupan ini penuh arti dengan fondasi iman, Islam, dan ihsan yang bermuara taqwa guna meraih kebahagiaan di dunia akhirat dengan meraih surga jannatun na'im dalam rengkuhan ridha dan karunia Allah Yang Maha Rahman dan Rahim. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *