MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Meskipun penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia telah memasuki bulan kelima, namun Indonesia belum mengalami fase puncak sehingga kedisiplinan terhadap trilogi protokol kesehatan (memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan) perlu diperhatikan sebagai kesadaran setiap orang.
Semakin kecil kesadaran dan tingkat kedisiplinan masyarakat, akan semakin lama penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia dapat ditangani.
“Dulu kita bisa menang melawan penjajah karena modal senjata moril yaitu bersatu, rela berkorban, gotong royong, pantang menyerah. Karena itu melawan Covid harus dengan semangat itu juga,” pesan veteran pejuang kemerdekaan RI Kolonel Hidayat dalam Dialog Khusus HUT ke-75 Kemerdekaan RI Radio Elshinta, Senin, (17/8).
Menyambung Hidayat, putra pahlawan nasional Bung Tomo sekaligus mantan staff khusus Ahli Bidang Komunikasi dan kebijakan Menteri Kesehatan Bambang Sulistomo menilai ketidakdisiplinan masyarakat muncul karena pemerintah luput memperhatikan faktor sosial budaya.
“Karena itu para pemimpin harus memberikan keteladanan yang konsisten agar masyarakat patuh,” jelasnya.
Meski angka penyebaran kasus belum melandai, dalam perkembangannya pemerintah mulai membuka kembali kegiatan belajar mengajar secara luring (tatap muka) di sejumlah tempat, termasuk 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Wakil Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) sekaligus staf khusus Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Corona Rintawan dalam kesempatan yang sama berharap pemerintah mengutamakan maslahat yang lebih besar dalam memutuskan kebijakan.
“Sekolah sudah di-briefing dari Kemendikbud tentang efek jika melakukan daring dalam waktu lama. Tapi jika anak-anak dibiarkan bertatap muka, jelas resikonya lebih berbahaya pada saat kondisi saat ini,” saran Corona Rintawan. (afn)