MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA – Memberikan tahniah atas Pembukaan Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-XXIX secara daring, Kamis (20/8) Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mendorong generasi muda IMM untuk semakin menghidupkan tradisi literasi, keilmuan dan semangat inklusivitas.
“Perkokoh, perkuat dan mobilisasi potensi intelektualisme IMM sebagai basis bagi pembaruan Muhammadiyah ke depan. Muhammadiyah lahir dengan membawa misi dan jejak tajdid dalam pergerakannya. Sehingga Muhammadiyah menjadi pergerakan Islam yang memiliki watak ashariyah, modern dan terdepan di Indonesia, bahkan di dunia,” tutur Haedar.
Kiai Dahlan yang memulai gerakan pembaruan pada usia 20 tahun dengan pendekatan kultural menurut Haedar berani membawa umat Islam jauh melompati zamannya meski kelompok konservatif dan tradisionalis yang jumud bahkan mengejek Kiai Dahlan sebagai Kiai Kafir.
“Ini yang sering luput oleh orang Muhammadiyah, terperangkap pada puritanisme saja. Islam orientasinya adalah pembaharuan itu sendiri. Agar IMM sebagai mata rantai kaum muda mahasiswa Muhmmadiyah dapat menangkap api pembaharuan Kiai Dahlan sebagai basis intelektual Muhammadiyah di tubuh Persyarikatan tercinta ini, bacalah buku-buku karya Muhammadiyah yang lengkap dan kaya sehingga tidak (berpemahaman) sempit,” pesan Haedar.
Karena itu Haedar juga berpesan agar IMM, terutama para elit Muhammadiyah meluaskan tradisi pendekatan tajdid, yakni irfani, burhani, dan bayani agar tidak menjadi umat yang reaktif, mudah marah dan menuduh pemikiran yang tidak dipahaminya sebagai liberal semata disebabkan oleh perangkat keilmuannya yang terbatas.
“Kita generasi tua Muhammadiyah berharap lahirnya para penggerak Muhammadiyah yang, kuat, mendalam, luas perspektifnya baik bayani, burhani irfani jauh lebih dari apa yang kita miliki. Teruslah belajar melampaui apa yang kami raih. Jangan biarkan potensi ini menggenang. Hidupkan diskusi, tradisi iqra’, dialog, perdebatan intelektual, membaca kitab klasik dan modern, banyak baca dari banyak perspektif. Saatnya dari rahim IMM inilah sesungguhnya menanti gerakan intelektual Muhammadiyah memperoleh arus baru yang lebih mendalam, luas, dan melintasi,” harapnya.
Terakhir, selain berterimakasih pada IMM dari pusat hingga komisariat yang telah menjadi ujung tombak gerakan tajdid di kalangan muda, Haedar juga berpesan agar IMM melakukan kaderisasi yang penuh rasa ikhlas.
“Perkokoh rasa persaudaraan. Saling menopang dan harus senang kalau ada saudara sesama IMM yang maju dan jangan sampai senang jika ada IMM yang gagal, tradisi ini harus dibangun sehingga di Muhammadiyah rasa kebersamaan menjadi penopang kekuatan Muhammadiyah,” tutupnya. (afn)